Pada masa Dalem Santri menjadi
bupati Karawang, ia memindahkan ibukota kabupaten ke daerah Wanayasa, karena
pada masa itu sering dilanda banjir. Ia menjadi bupati Karawang berkedudukan di
Wanayasa sampai akhirnya diganti oleh adiknya yang bernama Raden Aria
Suryawinata atau lebih dikenal dengan nama Dalem Solawat.
Pada masa kepemimpinan Dalem
Solawat, ibukota kabupaten Karawang dipindahkeun lagi dari Wanayasa ke daerah
Lebak. Lebak berarti dataran rendah, karena memang wilayah Wanayasa berada
lebih tinggi dari wilayah Lebak.
Pemindahan ibukota ini diawali
dari tabir mimpi, bahwa Dalem Solawat harus memindahkan ibukota ke daerah Lebak
dengan ciri- ciri di daerah tersebut harus ada kubangan air tempat mandi badak
putih yang di tepiannya tumbuh 3 buah pohon tanjung.
Sebelumnya, dalam pencarian
daerah Lebak, Dalem Solawat memerintahkan pada salah seorang cutak (wedana)
bawahannya. Pencarian dimulai pada hari Senin. Berhari-hari wedana tersebut
mencari kubangan tempat mandi badak putih yang di tepiannya ditumbuhi pohon
tanjung.
Setelah sekian lama mencari,
akhir nya wedana itu pun menemukan sebuah kubangan tempat mandi badak putih.
Segera saja ia pun menghadap Raden Aria Suryawinata di Wanayasa.
“Ampun Kanjeng, hamba telah
menemukan daerah yang dimaksud dalam mimpi itu,” kata wedana ketika menghadap
Kanjeng Dalem di pendopo.
“Benarkah Paman Wedana tempat itu
telah engkau temukan?”
“Benar, Kanjeng. Alangkah baiknya
apabila Kanjeng sendiri melihatnya.”
Setelah mendapat laporan, lalu
Kanjeng Dalem pun menuju tempat yang diceritakan oleh wadana tadi. Sampailah ke
tempat kubangan, bahagia pula hati Kanjeng Dalem. Setelah melihat daerah ter
sebut, ternyata keadaannya sesuai dengan impian. Di daerah tersebut terdapat
sebuah kubangan yang biasa dipakai mandi badak putih dan di tepiannya tumbuh 3
buah pohon tanjung.
Beberapa hari kemudian, Kanjeng
Dalem pun segera memerintahkan seluruh rakyatnya untuk bergotong royong
ngababakan (membuka lahan baru) di sekitar kubangan. Tidak memerlukan waktu
lama, tempat itu pun segera berubah menjadi lahan baru yang nampaknya sangat
baik untuk dijadikan pemukiman.
Dengan disaksikan seluruh
rakyatnya, Kanjeng Dalem pun menamakan daerah itu Sindangkasih, yang berarti
ber henti di tempat yang sangat dicintai.
“Aku namakan kampung ini
Sindangkasih!” ujarnya dengan lantang.
Setelah di daerah Sindangkasih
banyak penduduk yang bermukim, akhirnya ibukota kabupaten pun dipindahkan dari
Wanayasa ke Sindangkasih. Semenjak itulah, daerah Sindangkasih semakin ramai
dikunjungi orang. Ada
yang hanya berdagang, adapula yang memang berniat ber mukim.
Demikian karena tanah di daerah
Sindangkasih sangatlah subur. Kubangan tempat mandi badak putih itu pun
ternyata hulu cai (sumber air), yang tidak pernah kering. Selur uh areal
pesawahan dan perkebunan daerah Sindangkasih pun pengairannya berasal dari
kubangan tersebut.
Semakin hari, daerah Sindangkasih
semakin ramai dikunjungi pendatang. Masyar akat hidupnya tidak kurang sandang
pangan. Kanjeng Dalem pun berbahagia melihat jerih payahnya selama ini
membangun kabupaten. Namun sayang sekali kebahagian Kanjeng Dalem dan
masyarakatSindangkasih tidak berlanjut, ketika tiba-tiba banyak penduduk yang
dirampok dan banyak pencurian di mana- mana.
Masyarakat mulai goyah dan takut.
Namun karena kesigapan Kanjeng Dalem, banyaknya perampokan dan pencurian itu
dapat direda setelah kelompok penjahatnya tertangkap.
Ternyata kelompok pencuri
tersebut bukan penduduk asli Sindangkasih. Mereka merupakan penduduk pendatang
dari daerah lain. Daerah Sindangkasih pun kembali aman, tentram, dan
masyarakatnya sejahtera. Terlebih Kanjeng Dalem memerintah dengan adil dan
bijaksana. Bahkan kehidupan seluruh penduduk semakin sejahtera dari sebelumnya.
Daerah Sindangkasih semakin pesat
perkembangannya. Semenjak itu pula, daerah Sindangkasih oleh Kanjeng dalem
diganti namanya menjadi Purwakarta.
“Semenjak hari ini, aku ganti
nama kampung ini menjadi Purwakarta,” ujar Kanjeng Dalem di hadapan seluruh
rakyatnya.
Dalam bahasa setempat, kata purwa
artinya awal atau asal mula, sedangkan karta berarti aman dan sejahtera. Nama
Purwakarta itulah yang dikenal hingga sekarang. ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar