Selasa, 16 Juli 2013

Pangeran ponegoro

Dipanegara adalah putra sulung Hamengkubuwono III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dengan nama Mustahar dari seorang garwa ampeyan (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Dipanegara bernama kecil Raden Mas Antawirya (Bahasa Jawa: Ontowiryo).
Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Dipanegara menolak keinginan ayahnya, Sultan hamengkubuwono III, untuk mengangkatnya menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya bukanlah permaisuri. Dipanegara setidaknya menikah dengan 8 wanita dalam hidupnya, yaitu: Bendara Raden Ayu Retno Madubrongto puteri kedua Kyai Gedhe Dhadhapan; Raden Ajeng Supadmi yang kemudian diberi nama R.A. Retnakusuma, putri Raden Tumenggung Natawijaya III, Bupati Panolan, Jipang; R.A. Retnodewati seorang putri Kyai di wilayah Selatan Jogjakarta; Raden Ayu Citrowati, puteri Raden Tumenggung Ronggo Parwirosentiko dengan salah satu isteri selir; R.A. Maduretno, putri Raden Rangga Prawiradirjo III dengan Ratu Maduretno (putri HB II), jadi R.A Maduretno saudara seayah dengan Sentot Prawirodirjo, tetapi lain ibu; Raden Ayu Ratnaningsih putri Raden Tumenggung Sumoprawiro, bupati Jipang Kepadhangan; R.A. Retnakumala putri Kyahi Guru Kasongan; & Raden Ayu Ratnaningrum putri Pangeran Penengah atau Dipawiyana II.
Dipanegara lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat sehingga ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo daripada di keraton. Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak kepemimpinan Hamengkubuwana V (1822) dimana Dipanegara menjadi salah satu anggota perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun, sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danureja bersama Residen Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak disetujui Dipanegara.

Riwayat perjuangan


Perang Diponegoro berawal ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Dipanegara di desa Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi rakyat dengan pembebanan pajak.
Sikap Dipanegara yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya, Dipanegara menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Dipanegara menyatakan bahwa perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir. Semangat "perang sabil" yang dikobarkan Dipanegara membawa pengaruh luas hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Dipanegara di Goa Selarong.Perjuangan Pangeran Dipanegara ini didukung oleh S.I.S.K.S. Pakubuwono VI dan Raden Tumenggung Prawirodigdaya Bupati Gagatan.
Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden.
Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Dipanegara. Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada siapa saja yang bisa menangkap Dipanegara. Sampai akhirnya Dipanegara ditangkap pada 1830.

Perang Diponegoro

Pertempuran terbuka dengan pengerahan pasukan-pasukan infantri, kavaleri dan artileri —yang sejak perang Napoleon menjadi senjata andalan dalam pertempuran frontal— di kedua belah pihak berlangsung dengan sengit. Front pertempuran terjadi di puluhan kota dan desa di seluruh Jawa. Pertempuran berlangsung sedemikian sengitnya sehingga bila suatu wilayah dapat dikuasai pasukan Belanda pada siang hari, maka malam harinya wilayah itu sudah direbut kembali oleh pasukan pribumi; begitu pula sebaliknya. Jalur-jalur logistik dibangun dari satu wilayah ke wilayah lain untuk menyokong keperluan perang. Berpuluh kilang mesiu dibangun di hutan-hutan dan dasar jurang. Produksi mesiu dan peluru berlangsung terus sementara peperangan berkencamuk. Para telik sandi dan kurir bekerja keras mencari dan menyampaikan informasi yang diperlukan untuk menyusun stategi perang. Informasi mengenai kekuatan musuh, jarak tempuh dan waktu, kondisi medan, curah hujan menjadi berita utama; karena taktik dan strategi yang jitu hanya dapat dibangun melalui penguasaan informasi.
Serangan-serangan besar rakyat pribumi selalu dilaksanakan pada bulan-bulan penghujan; para senopati menyadari sekali untuk bekerjasama dengan alam sebagai “senjata” tak terkalahkan. Bila musim penghujan tiba, gubernur Belanda akan melakukan usaha usaha untuk gencatan senjata dan berunding, karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan mereka terhambat. Penyakit malaria, disentri, dan sebagainya merupakan “musuh yang tak tampak” melemahkan moral dan kondisi fisik bahkan merenggut nyawa pasukan mereka. Ketika gencatan senjata terjadi, Belanda akan mengkonsolidasikan pasukan dan menyebarkan mata-mata dan provokator mereka bergerak di desa dan kota; menghasut, memecah belah dan bahkan menekan anggota keluarga para pengeran dan pemimpin perjuangan rakyat yang berjuang dibawah komando pangeran Dipanegara. Namun pejuang pribumi tersebut tidak gentar dan tetap berjuang melawan Belanda.
Pada puncak peperangan, Belanda mengerahkan lebih dari 23.000 orang serdadu; suatu hal yang belum pernah terjadi ketika itu dimana suatu wilayah yang tidak terlalu luas seperti Jawa Tengah dan sebagian Jawa timur dijaga oleh puluhan ribu serdadu. Dari sudut kemiliteran, ini adalah perang pertama yang melibatkan semua metode yang dikenal dalam sebuah perang modern. Baik metode perang terbuka (open warfare), maupun metoda perang gerilya (geurilia warfare) yang dilaksanakan melalui taktik hit and run dan penghadangan. ini bukan sebuah tribal war atau perang suku. Tapi suatu perang modern yang memanfaatkan berbagai siasat yang saat itu belum pernah dipraktekkan. perang ini juga dilengkapi dengan taktik perang urat syaraf (psy-war) melalui insinuasi dan tekanan-tekanan serta provokasi oleh pihak Belanda terhadap mereka yang terlibat langsung dalam pertempuran; dan kegiatan telik sandi (spionase) dimana kedua belah pihak saling memata-matai dan mencari informasi mengenai kekuatan dan kelemahan lawannya.
Pada tahun 1827, Belanda melakukan penyerangan terhadap Dipanegara dengan menggunakan sistem benteng sehingga Pasukan Dipanegara terjepit. Pada tahun 1829, Kyai Maja, pemimpin spiritual pemberontakan, ditangkap. Menyusul kemudian Pangeran Mangkubumi dan panglima utamanya Sentot Alibasya menyerah kepada Belanda. Akhirnya pada tanggal 28 Maret 1830, Jenderal De Kock berhasil menjepit pasukan Dipanegara di Magelang. Di sana, Pangeran Dipanegara menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa anggota laskarnya dilepaskan. Maka, Pangeran Dipanegara ditangkap dan diasingkan ke Manado, kemudian dipindahkan ke Makassar hingga wafatnya di Benteng Rotterdam tanggal 8 Januari 1855.
Perang melawan penjajah lalu dilanjutkan oleh para putera Pangeran Diponegoro. Pangeran Alip atau Ki Sodewo atau bagus Singlon, Diponingrat, diponegoro Anom, Pangeran Joned terus melakukan perlawanan walaupun harus berakhir tragis. Empat Putera Pangeran Diponegoro dibuang ke Ambon, sementara Pangeran Joned terbunuh dalam peperangan, begitu juga Ki Sodewo.
Berakhirnya Perang Jawa yang merupakan akhir perlawanan bangsawan Jawa. Perang Jawa ini banyak memakan korban dipihak pemerintah Hindia sebanyak 8.000 serdadu berkebangsaan Eropa, 7.000 pribumi, dan 200.000 orang Jawa. Sehingga setelah perang ini jumlah penduduk Yogyakarta menyusut separuhnya. Mengingat bagi sebagian orang Kraton Yogyakarta Dipanegara dianggap pemberontak, sehingga konon anak cucunya tidak diperbolehkan lagi masuk ke Kraton, sampai kemudian Sri Sultan HB IX memberi amnesti bagi keturunan Dipanegara, dengan mempertimbangkan semangat kebangsaan yang dipunyai Dipanegara kala itu. Kini anak cucu Dipanegara dapat bebas masuk Kraton, terutama untuk mengurus Silsilah bagi mereka, tanpa rasa takut akan diusir.

Penangkapan dan pengasingan


  • 28 Maret 1830 Dipanegara menemui Jenderal de Kock di Magelang. De Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Dipanegara agar menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Dipanegara. Tetapi Belanda telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Hari itu juga Dipanegara ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux pada 5 April.
  • 30 April 1830 keputusan pun keluar. Pangeran Dipanegara, Raden Ayu Retnaningsih, Tumenggung Dipasana dan istri, serta para pengikut lainnya seperti Mertaleksana, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruna akan dibuang ke Manado.
  • 8 Januari 1855 Dipanegara wafat dan dimakamkan di Makassar, tepatnya di Jalan Diponegoro, Kelurahan Melayu, Kecamatan Wajo, sekitar empat kilometer sebelah utara pusat Kota Makassar.

Dalam perjuangannya, Pangeran Dipanegara dibantu oleh puteranya bernama Bagus Singlon atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di wilayah Kulon Progo dan Bagelen.
Bagus Singlon atau Ki Sodewo adalah Putera Pangeran Dipanegara dengan Raden Ayu Citrawati . Nama Raden Mas Singlon atau Bagus Singlon atau Ki Sodewo sendiri telah masuk dalam daftar silsilah yang dikeluarkan oleh Tepas Darah Dalem Keraton Yogyakarta.
Perjuangan Ki Sadewa untuk mendampingi ayahnya dilandasi rasa dendam pada kematian eyangnya (Ronggo) dan ibundanya ketika Raden Ronggo dipaksa menyerah karena memberontak kepada Belanda. Melalui tangan-tangan pangeran Mataram yang sudah dikendalikan oleh Patih Danurejo, maka Raden Ronggo dapat ditaklukkan. Ki Sodewo kecil dan Sentot bersama keluarga bupati Madiun lalu diserahkan ke Keraton sebagai barang bukti suksesnya penyerbuan.
Ki Sodewo yang masih bayi lalu diambil oleh Pangeran Dipanegara lalu dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lalu membawanya pergi dan selalu berpindah-pindah tempat agar keberadaannya tidak tercium oleh Belanda. Belanda sendiri pada saat itu sangat membenci anak turun Raden Ronggo yang sejak dulu terkenal sebagai penentang Belanda. Atas kehendak Pangeran Dipanegara, bayi tersebut diberi nama Singlon yang artinya penyamaran.
Keturunan Ki Sodewo saat ini banyak tinggal di bekas kantung-kantung perjuangan Ki Sodewo pada saat itu dengan bermacam macam profesi. Dengan restu para sesepuh dan dimotori oleh keturunan ke-7 Pangeran Diponegoro yang bernama Raden Roni Sodewo, Keturunan Ki Sodewo membentuk sebuah paguyuban dengan nama Paguyuban Trah Sodewo. Sedangkan untuk mengumpulkan Keluarga Pangeran Diponegoro, Roni Sodewo bersama Hasan Budianto membuat facebook grup bernama Klan Diponegoro. Upaya ini berhasil mengumpulkan silsilah anak cucu Pangeran Diponegoro dari 8 putera Pangeran Diponegoro dari seluruh dunia
Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 12 putra dan 10 orang putri, yang keturunannya semuanya kini hidup tersebar di seluruh Dunia, termasuk Jawa, Sulawesi, dan Maluku bahkan di Australi, Serbia, Jerman, Belanda dan Arab Saudi.

Penghargaan sebagai Pahlawan

Sebagai penghargaan atas jasa Diponegoro dalam melawan penjajahan. Di beberapa kota besar Indonesia terdapat jalan Diponegoro. Kota Semarang sendiri juga memberikan apresiasi agar nama Pangeran Diponegoro akan senantiasa hidup. Nama nama tempat yang menggunakan nama beliau antara lain Stadion Diponegoro, Jalan diponegoro, Universitas Diponegoro, Kodam IV Diponegoro. Juga ada beberapa patung yang dibuat, patung Diponegoro di Undip Pleburan, patung Diponegoro di Kodam IV Dipanegara serta di pintu masuk Undip Tembalang.

782 Kerajaan-Kerajaan di Nusantara


  1. Amarasi: kerajaan di Timor Barat.
  2. Ambawang: kerajaan bawahan dari kerajaan Kubu di Kalimantan Barat. Ambawang berusaha menjadi negara merdeka dari Kubu pada tahun sekitar 1800, tetapi tak diperbolehkan oleh Hindia Belanda yg mengumumkannya pada tahun 1830.
  3. Ambeno, Ambenu, Ambeno Mosu Talip: kerajaan di Timor Barat.
  4. Ambeno Kolabe: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], didirikan oleh orang-orang yg melarikan diri dari Oecussi Ambeno
  5. Amfoan, Amfoang, Amfoan Naikliu, Amfoan Timau: kerajaan di Timor Barat, awalnya disebut hanya Amfoan, tetapi kemudian pecah menjadi 2 cabang; Amfoan Naikliu & Amfoan Timau. Raja dari Amfoan Naikliu memerintah hanya pada kota Naikliu & beberapa desa.
  6. Ampibabo: kerajaan yg berada di tengah Sulawesi
  7. Anakalang: kerajaan yg berada di barat dari pulau Sumba
  8. Andeue & Lala: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra.
  9. Arai: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  10. Areë
  11. Aru atau Haru: kerajaan suku Karo di muara sungai Wampu, Sumatera Utara.
  12. Aceh: berada di wilayah utara dari pulau Sumatra, kesultanan Achin atau Atjeh didirikan pada akhir abad ke-15.
  13. Adonara: kerajaan yg berada di pulau pegunungan berapi yg bernama pulau Adonara di Kepulauan Sunda Kecil.
  14. Aga Nonsin
  15. Agang Nionjo
  16. Agrabinta: berada di Daerah Kecamatan Agrabinta Kabupaten Cianjur Sekarang wilayah Selatan Jawa Barat pulau Jawa, Kerajaan didirikan pada abad ke-2 Masehi.
  17. Aitoon: kerajaan di pulau Timor Barat.
  18. Ajer Lebu: kerajaan yg lebih kurang merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, berada di wilayah Sumatra.
  19. Alita: kerajaan yg berada di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan.
  20. Allah: kerajaan yg berada di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan.
  21. Amaabi Oefeto: kerajaan di pulau Timor Barat yg terbentuk pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar.
  22. Amabi:kerajaan di pulau Timor Barat yg terbentuk pada tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar.
  23. Amahei: kerajaan setengah merdeka di barat daya dari Seram di Maluku. Pemimpinnya digelari Raja pada tahun 1960-an.
  24. Amakono
  25. Amanatun: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kedaulatan kerajaan diganti pada tahun 1962. Istana Raja dipindahkan dari Nunkolo ke SoE pada tahun 1952.
  26. Amanuban: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Istana Raja disebut Sonaf Naik [Istana Besar].
  27. Arun: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatra. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  28. Asahan: berada di Sumatra bagian timur, didirikan menjadi sebuah kerajaan pada akhir abad ke-17 oleh anak dari Sultan Aceh.
  29. Ati Ati: Kerajaan yg berada di bagian timur pulau Irian.
  30. Atingola: kerajaan di Sulawesi Utara. didirikan tahun 1667 & ditundukkan pada tahun 1889.
  31. Baa: satu dari 19 kerajaan yg berada di kepulauan Rote, Barat Daya Pulau Timor, dibentuk tahun 1691.
  32. Bacan: kerajaan seluas 1. 600 km² di Kepulauan Maluku yg didirikan pada tahun 1322 oleh orang-orang dari Djailolo [sekarang Jailolo] & diperintah oleh pemimpin Islam sejak abad ke-16, yg kemudian bergelar Sultan.
  33. Bada: kerajaan di Sulawesi Tengah
  34. Badung: kerajaan yg dibentuk karena kejatuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya untuk ke-9 anak-anaknya. Wilayahnya saat ini menjadi Kabupaten Badung.
  35. Bagoh
  36. Bait: kerajaan kecil di Timor Barat
  37. Baju: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di daerah Sumatra.
  38. Balangnipa: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  39. Balatu: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  40. Balepe: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  41. Bali & Lombok
  42. Bambel: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di daerah Sumatra.
  43. Bambi & Oenoë, Bambi & Unu: kerajaan yg merupaken bagian dari Kesultanan Aceh di Sigli. Merupakan bagian dari Federasi Hulubalang VI.
  44. Banasu: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  45. Banawa: kerajaan di Sulawesi Tengah, yg dibentuk pada 1667.
  46. Bancea & Puumbolo: kerajaan di Sulawesi Tengah, bagian dari Poso.
  47. Bandahara
  48. Banga: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  49. Banggai: kerajaan di Pulau Banggai di tenggara Sulawesi.
  50. Bangkala: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, ditundukkan pada tahun 1863.
  51. Bangkalaan: kerajaan di Kalimantan Selatan, disebut juga kerajaan Tanah Bumbu.
  52. Bangkalan: kerajaan seluas 354 km² di Pulau Madura yg menurut legenda didirikan oleh Raja Majapahit terakhir. Penguasa pertama pada tahun 1530 ialah anak dari Pangeran Palakaran, awal abad ke-16.
  53. Bangli: kerajaan yg didirikan sesudah kejatuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, Penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya.
  54. Banjar: kerajaan di Kalimantan Selatan yg mungkin didirikan akhir abad ke-14 oleh Empu Djamatka dari Hindustan, memeluk Islam pada 1520.
  55. Bantam
  56. Banten: didirikan awal abad ke-16 saat kejatuhan Majapahit.
  57. Bantjea & Puumbolo
  58. Banua Kuran
  59. Barang Barang: kerajaan di Sulawesi Selatan, didirikan pada 1667.
  60. Barnusa: kerajaan di bagian barat dari Pulau Pantar, sebelah barat Pulau Alor. Kekuasaan terpisah menjadi dua marga yaitu Baso & Blegar.
  61. Bolaang Mongondow: kerajaan di Sulawesi Utara yg bergabung dengan Indonesia tahun 1568 dengan Ternate & menjadi bagian pada tahun 1677. Tonsawang, Pasan, Ratahan, Povosakon, & Somoit [Bantik] sebagai Panglima tentara kerajaan Bolaang Mongondow pada 1697.
  62. Bolaang Uki: negara kota di Sulawesi Utara.
  63. Bolano: kerajaan di tengah daerah Moutong, Sulawesi Tengah.
  64. Bone: di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. didirikan pada 1634, ditundukkan Belanda pada 1905 & dikembalikan pada 1931.
  65. Bonea: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  66. Bonerate: kerajaan di Pulau Bonerate, Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  67. Bontobiraeng: Kerajaan di Sulawesi Selatan, yg didirikan dibawah pemerintahan Karaeng Bontobiraeng,yang namanya diganti menjadi nama sebuah Desa yaitu Desa Ara Kec. Bontobahari, yg berada didaerah Sulawesi Selatan Kab. Bulukumba yg masuk dlm wilayah Kerajaan Bone.
  68. Bontobangun: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  69. Bontobatu
  70. Buakaju: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  71. Bubon: kerajaan di Sumatera.
  72. Buging & Bagoh: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  73. Buket
  74. Bulalong
  75. Buleleng: kerajaan yg dibangun sebagai akibat dari kejatuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya.
  76. Bulo Bulo: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  77. Bulungan, Boelongan: kerajaan di Kalimantan Timur, Bagian dari Berau pada abad ke-19.
  78. Bungku: kerajaan di Sulawesi Tengah, merdeka dari Ternate pada 1900.
  79. Buntubatu: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  80. Bunut: kerajaan di Kalimantan Barat.
  81. Bunyut
  82. Buol: negara kota di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1660.
  83. Buton: kerajaan yg didirikan sebelum 1550 di Pulau Buton, di tenggara Sulawesi. Sejak 1886, memiliki 3 keturunan sultan yaitu: Kaum Tanailandutak, Kaum Tapitapitak & Kaum Kumbewahatak.
  84. Campa: kerajaan di Vietnam bagian selatan.
  85. Cantung: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  86. Cenrana: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  87. Ceranti
  88. Cirebon: kerajaan yg didirikan pada tahun 1478
  89. Cumbok
  90. Cunda
  91. Dafalu: kerajaan di Timor Barat.
  92. Daha: kerajaan Hindu yg pernah berdiri di Kalimantan Selatan.
  93. Dehla: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, Barat daya Pulau Timor. Dehla melepaskan diri dari Oenale & didirikan pada tahun 1800-an.
  94. Deli: kerajaan seluas 1,820 km² di timur Sumatera & didirikan pada tahun 1630. Kerajaan antara tahun 1630 sampai 1814, berubah menjadi kesultanan tahun 1814 ketika memperoleh kemerdekaan dari Kerajaan Siak.
  95. Demak: kerajaan Islam pertama di Jawa, didirikan di Demak pada tahun 1478 oleh Raden Patah.
  96. Denai: kerajaan kota seluas 46 km² di timur Sumatra.
  97. Dengka: kerajaan terbesar dari 19 kerajaan yg berada di Pulau Rote.
  98. Denpasar
  99. Dharmasraya: kerajaan yg terletak di selatan Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, & di utara Jambi. Memiliki persahabatan erat dengan Majapahit dengan perkawinan kedua putrinya, Dara Jingga & Dara Petak dengan Raja & bangsawan Majapahit.
  100. Dimu
  101. Dirma: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang merupaken bagian dari Federai Belu.
  102. Diu: satu dari 19 kerajaan di Pulau Rote, kadang berada di bawah kekuasaan Korbafo, didirikan pada 1691.
  103. Djailolo
  104. Djambi
  105. Djongkong
  106. Dolago: kerajaan di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
  107. Dolo: kerajaan di Sulawesi Tengah. Dolo pernah bergabung dengan Rindau & Kaleke dari tahun 1650 sampai 1890, dengan Birumaru dari 1908 menjadi Dolo Birumaru sampai Birumaru memisahkan diri.
  108. Dolok Silau: kerajaan di Sumatera Timur.
  109. Dompu: kerajaan di Pulau Sumbawa
  110. Donggala
  111. Federasi Duri
  112. Edi Besar [keakuratan dipertanyakan]
  113. Edi Tjoet [keakuratan dipertanyakan]
  114. Mukims Sama Indra VIII & Lhok Kaju [keakuratan dipertanyakan]
  115. Ende: kerajaan kepulauan di kepuluan Flores
  116. Enjung: kurang lebih ialah kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Sumatera. Kerajaan ini ialah bagian dari federasi Hulubalangs XII dari Pedir.
  117. Enrekang: kerajaan di wilayah Bugi di Celebes Selatan.
  118. Faan: kerajaan di pulau Kei Kecil, kepulauan Kei di Maluku. [keakuratan dipertanyakan]
  119. Fatagar: kerajaan yg berada di timur Papua.
  120. Fatu Leu: kerajaan di Timor Barat, dibentuk tahun 1912
  121. Fialarang: kerajaan merdeka atau setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang-kadang dianggap menjadi bagian dari federasi Belu.
  122. Foenay: kerajaan di Timor Barat yg terbentuk tahun 1917
  123. Gajo Lues
  124. Galesong: kerajaan di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan.
  125. Gaura: kerajaan di pulau Sumba.
  126. Gebang: kerajaan bawahan dari Kesultanan Cirebon, di Jawa.
  127. Gedong, Geudong: kerajaan yg dibentuk abad ke-16, bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  128. Gelgel: kerajaan di pulau Bali yg terbentuk sesudah runtuhnya Majapahit. Kerajaan ini menganggap dirinya sebagai penerus sejati Majapahit.
  129. Geumpang: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  130. Gianyar: kerajaan yg dibentuk sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaan besarnya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya.
  131. Gighen: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli Sumatra. Kerajaan ini ialah bagian dari Federasi Hulubalang VI dari Gighen.
  132. Gigiëng
  133. Glumpangduwa
  134. Glumpang Pajong: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli Sumatra.
  135. Goa atau Gowa: kerajaan yg berada di wilayah Makassar di barat daya Sulawesi, sebelum tahun 1300.
  136. Gorontalo: Kerajaan di Sulawesi Utara, didirikan tahun 1667.
  137. Gresik
  138. Gunung Sahilan: kerajaan yg mempunyai luas 359. 12 km² di Sumatra timur.
  139. Gunung Mutis: kerajaan yg ada di Timor Barat [Timor Loro Manu], bawahan kerajaan Mollo.
  140. Gunungtabur: kerajaan di Kalimantan Timur, dibentuk dari kerajaan Berau yg dibagi menjadi 2 kerajaan.
  141. Harneno: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Keturunan dari kerajaan Beboki
  142. Haruku: kerajaan kepulauan di Ambon timur, Maluku Tengah
  143. Heba
  144. Helong
  145. Henda Heti
  146. Herlang: kerajaan di Kabupaten Bulukumba, Raja yg terkenal Karaeng Kilong dg Mangalle [Karaeng Lange-lange]
  147. Holontalo
  148. Hitu: kerajaan yg terletak di Pulau Ambon, Maluku, masa kejayaannya berkisar antara tahun 1470 sampai dengan 1682 dengan rajanya yg bergelar Upu Latu Sitania.
  149. Iboih: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, daerah Sigli, Sumatra.
  150. Idi Besar: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra.
  151. Idi Cut
  152. Idi Ketjil
  153. Idi Rajeu, Idi Rajut
  154. Idi Tjut: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra.
  155. Iha: kerajaan di Pulau Saparua, Maluku.
  156. Ilot: kerajaan yg kurang lebih bawahan dari kesultanan Aceh, di pulau Weh, Sumatra.
  157. Indamar: kerajaan kecil di Sumatra barat.
  158. Inderapura [Sri]
  159. Indragiri: kerajaan di Sumatera Timur, didirikan 1639, merdeka dari Johor tahun 1745
  160. Inderapura: kerajaan dengan luas 62 km² di Sumatera Timur, dibentuk oleh kerajaan-kerajaan seperti Tanjung, Tanjung Kassau, Si Pare Pare & Pagurawan, di bawah jabatan raja Tanjung.
  161. Insana: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]
  162. Jailolo: kesultanan di Pulau Halmahera di Maluku Utara. Kerajaan utama sebelumnya ialah Jailolo pada 1322, tetapi pada 1380, Ternate memegang kekuasaan atas pulau tersebut.
  163. Jambi: kerajaan seluas 53,206 km² di selatan Sumatera, didirikan pada 1690 & dikuasai Belanda pada 1901.
  164. Janggala: salah satu dari dua kerajaan pecahan Kahuripan tahun 1049 [satu lainnya ialah Kadiri], yg dipecah oleh Airlangga untuk dua puteranya.
  165. Jangka Buda
  166. Jarewea
  167. Jenilu: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  168. Jodjakarta
  169. Jolok Ketjil: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  170. Jongkong: kerajaan di Kalimantan Barat
  171. Julo Cut, Julo Tjut: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  172. Julo Rajeu: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  173. Juluk Tjut
  174. Kota V di Mudik [keakuratan dipertanyakan]
  175. Kota V di Tengah [keakuratan dipertanyakan]
  176. Kuta V [keakuratan dipertanyakan]
  177. Kota IV di Ilir [keakuratan dipertanyakan]
  178. Kota IV di Mudik [keakuratan dipertanyakan]
  179. Kota IV Rokan Kiri [keakuratan dipertanyakan]
  180. Kadiri, Kediri: kerajaan yg bercorak Hindu di Jawa Timur, berdiri sekitar tahun 1045-1221. Disebut juga dengan nama Panjalu atau Dhaha.
  181. Kahuripan: kerajaan di Jawa Timur yg didirikan oleh Airlangga pada tahun 1019. Kerajaan ini dibangun dari sisa-sisa istana Kerajaan Medang yg telah dihancurkan oleh Sriwijaya pada tahun 1019.
  182. Kaidipang Besar: kerajaan kota di Sulawesi Utara, dibentuk tahun 1912 sebagai hasil dari penggabungan kerajaan Kaidipang & Bolaäng Itang.
  183. Kajang:terletak di kabupaten Bulukumba, terdapat suku Kajang dengan pemangku adatnya bergelar Ammatowa, Raja terkenal Karaeng Dea dg Lita.
  184. Kalao: kerajaan dari kepulauan Kalao, terletak di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  185. Kalaota: kerajaan di pulau Kalaota, di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667.
  186. Kale
  187. Kaleke
  188. Kalibawang: Kerajaan merdeka yg dibentuk tahun 1831 oleh Sultan Yogyakarta untuk cucu dari Sultan Abdul Rahman Amangku Buwono II [keakuratan dipertanyakan].
  189. Kalingga: kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah, yg pusatnya berada di daerah Kabupaten Jepara sekarang.
  190. Kalungkung
  191. Kambera: kerajaan di pulau Sumba.
  192. Kampong Raja: kerajaan di Sumatera, didirikan tahun 1630 oleh anak dari Raja Bila.
  193. Kanatang: kerajaan di pulau Sumba.
  194. Kandhar
  195. KangaE: kerajaan di pulau Flores.
  196. Kanjuruhan: kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yg pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang
  197. Kapunduk: kerajaan yg berada di timur dari pulau Sumba.
  198. Karang: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatra.
  199. Karangasem: kerajaan yg dibentuk sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya.
  200. Kasa: kerajaan di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan.
  201. Kasiman
  202. Kasimbar: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  203. Kassa
  204. Kassiman
  205. Kawai XVI: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  206. Kawali
  207. Kayaudi: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk tahun 1667
  208. Kejuruan Muda: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatra.
  209. Kajuara: kerajaan di Sulawesi Selatan merupaken bagian dari Kerajaan Bone.
  210. Keka: satu dari 19 kerajaan di kelompok Pulau Rote, barat daya dari Timor. Keka melepaskan diri dari Termanu tahun 1772.
  211. Kendahe: kerajaan di Sulawesi Utara, dibentuk tahun 1521 di pulau Sangir & menjadi kabupaten dari Kendahe Tahuna dari tahun 1896 sampai 1950.
  212. Keo
  213. Kepanuhan: kerajaan di Sumatera Timur.
  214. Kerambitan
  215. Kesiman, atau Kessiman
  216. Keumala: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari federasi Hulubalangs VI.
  217. Keumangan: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari federasi Hulubalangs VI.
  218. Keureutu: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
  219. Kewar: kerajaan setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Sejarah Kewar nampaknya berhubungan dengan Lamaknen.
  220. Kilang: dinasti turunan dari raja-raja Majapahit di Jawa. 3 bersaudara masing-masing membentuk kerajaan Soya, di puncak gunung Sirimau, kerajaan Nusaniwe, & kerajaan Kilang.
  221. Kisar: kerajaan pulau di utara dari Timor Timur, nama lokalnya Yotowawa & kadang disebut juga Kisser.
  222. Klein Sonbait
  223. Kluang: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
  224. Klumpang Duwa: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra
  225. Klumpang Pajong: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalangs VI.
  226. Klungkung: kerajaan utama yg lahir sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa kerajaan di antara 9 miliknya.
  227. Kobi
  228. Kodi Belagar: kerajaan di pulau Sumba
  229. Kodi Bengado: kerajaan di pulau Sumba
  230. Kodi Besar: kerajaan di pulau Sumba
  231. Kolaka: kerajaan di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini ialah bawahan dari Luwu, yg juga memelihara hubungan yg kuat dengan Laiwui.
  232. Kolana: kerajaan di pulau Alor. Kolana bergabung dengan Pureman & Erana pada tahun 1932.
  233. Konaweha: kerajaan di Sulawesi Tenggara.
  234. Kondeha: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  235. Korbafo: satu dari 19 kerajaan di kelompok kepulauan Rote, barat daya dari Timor.
  236. Kota Besar: kerajaan di Sumatera Barat.
  237. Kota Intan
  238. Kota Lama
  239. Kota Pinang: kerajaan yg mempunyai luas 1,859 km² di Sumatera Timur, didirikan tahun 1630 oleh anak dari Raja Bila.
  240. Koying: kerajaan tertua di pulau Sumatera abad ke-3 sampai ke-5, berpusat di Jerangkang Tinggi, pinggir Danau Kerinci di Jambi
  241. Kotawaringin: kerajaan yg didirikan pada tahun 1679 di Kalimantan Tengah.
  242. Kruengpase: kerajaan yg merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  243. Krueng Sabe, atau Krung Sabil: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  244. Krueng Seumideuen: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sigli, Sumatera. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalangs VI.
  245. Kuala Bateo: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatera.
  246. Kualuh & Leidong: kerajaan yg didirikan pada tahun 1868 untuk Tuanku Namatu’llah, cucu dari Raja Musa Shah, Sultan Asahan
  247. Kuantan: kerajaan di Riau, Sumatra, merupaken tempat asal muasal raja-raja Pagaruyung. Setiap terjadi pergolakan di Pagaruyung maka Kuantan merupaken tempat perlindungan yg paling aman bagi raja-raja Pagaruyung untuk menyelamatkan diri sambil mengatur siasat. Salah seorang rajanya ialah tTuanku Pandak Yang Dipertuani Kuaantan memerintah pada abad ke-16. p Dia mempunyai seorang anak perempuan bernama Puti Cahaya Korong yg menikah dengan Yang Dipertuan Bukit Tarok.
  248. Kubu: kerajaan yg dibentuk tahun 1772 di Kalimantan Barat & memiliki kaitan erat dengan Kesultanan Pontianak.
  249. Kuet: kerajaan bawahan dari kesultanan Aceh.
  250. Kui: kerajaan di pulau Alor.
  251. Kulawi: kerajaan kota di Sulawesi Tengah, dibentuk tahun 1915
  252. Kuntodaressalam: kerajaan dengan luas 2. 450 km² di Sumatera Timur, dibentuk dari kerajaan Kota Intan & Kota Lama.
  253. Kupang: suatu federasi yg dibentuk tahun 1917 yg disusun oleh kerajaan Amabi, Amaabi OEfeto, Foenay, Kupang Helong, Sonbai Kecil & TaEbenu dengan seorang raja terpilih.
  254. Kupang Helong: kerajaan di Timor Barat yg dibentuk tahun 1917 menjadi kerajaan Kupang yg lebih besar dengan Amaabi OEfetto, Amabi, Foenay, Sonbai Kecil & TaEbenu.
  255. Kuripan: kerajaan kuno yg beribukota di kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.
  256. Kusa: kerajaan di Timor Barat.
  257. Kusan: kerajaan di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
  258. Kutabuluh: kerajaan di Sumatera Timur.
  259. Kutai Kartanegara ing Martadipura: kesultanan di Kalimantan Timur yg awalnya berpusat di Kutai Lama, kemudian menguasai Kutai Martadipura.
  260. Kutai Martadipura: kerajaan hindu di Kalimantan Timur, dengan rajanya yg terkenal Mulawarman, pusat kerajaan terletak di Muara Kaman.
  261. Kuwala Batu
  262. Kuwalu & Ledong: kerajaan di Sumatera Timur
  263. Luwu: kerajaan yg didirikan sebelum tahun 1600 di wilayah Bugis, Sulawesi Selatan merupaken asal mula dari semua kerajaan yg ada di tanah sulawesi selatan serta merupaken kerajaan pertama & tertua yg menguasai sulawesi selatan bahkan kekuasaannya sampai daerah sulawesi tengah,gorontalo bahkan mernyebar sampai ke tanah buton.
  264. Labakkang: kerajaan & kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan. Kerajaan ini dibentuk abad ke-16 & ditindas pada tahun 1892 sewaktu menjadi bagian dari Pangkajene.
  265. Labala: kerajaan di selatan pulau Lomblem atau Lembata.
  266. Labuhanhaji: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra. Tanah jajahannya ialah Kota Tring, Pelokkan, Kamumu [atau Kenumu], & Pelumat.
  267. Lage: kerajaan di Sulawesi Tengah, bawahan dari Posso.
  268. Lageuen: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  269. Laikang: kerajaan di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan.
  270. Laisolat: kerajaan di Timor Barat.
  271. Laiwui: kerajaan tertua & terbesar di Sulawesi Tenggara.
  272. Lakatang: kerajaan & kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan.
  273. Lakekun: kerajaan di Timor Barat
  274. Lakoka: kerajaan di pulau Sumba
  275. Lakoon
  276. Lala
  277. Lamahala: kerajaan di pulau Adonara. Lamahala digabung ke Larantuka pada tahun 1932.
  278. Lamakera: kerajaan di pulau Solor, dibentuk sesudah pemisahan kerajaan Solor menjadi dua, Lohayong & Lamakera.
  279. Lamaknen
  280. Lamaksenulu: kerajaan merdeka atau setengah merdeka di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Kadang-kadang menjadi bagian dari ferasi Belu.
  281. Lambeusu: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra
  282. Lambu
  283. Lamuri, di Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
  284. Lamuru: kerajaan bawahan dari Bone, wilayah Bugis, Sulawesi Selatan. Didirikan tahun 1609.
  285. Landak: kerajaan di Kalimantan Barat yg merdeka tahun 1478 sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit.
  286. Landu: kerajaan yg paling tua dari 19 kerajaan kelompok pulau Rote, terletak di barat-day Timor.
  287. Langkat: kerajaan dengan luas 3. 336 km² di Sumatera Timur. Didiriikan tahun 1721.
  288. Langsa, Langsar: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  289. Lapai: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  290. Larantuka: kerajaan dengan luas 3. 330 km² di kepulauan Flores, ditemukan tahun 1400.
  291. Lati
  292. Lauli: kerajaan di pulau Sumba.
  293. Laura: kerajaan di pulau Sumba.
  294. Lawajong
  295. Laweueng
  296. Lawonda: kerajaan di pulau Sumba.
  297. Ledong, Leidong
  298. Lelain: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-day Timor. Sebelum Lelain menjadi kerajaan terpisah sendiri tahun 1690, Lelain melepaskan diri dari Bokai.
  299. Lelenuk: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-day Timor. Kerajaan melepaskan diri dari Termanu & dibentuk tahun 1772
  300. Lengkese: kerajaan kota di wilayah Makassar di Sulawesi Selatan.
  301. Lepan: kerajaan di Sumatera Timur dengan luas 31 km²
  302. Leukon, Leukuen: kerajaan di pulau Simeulue, di wilayah Sumatra, tunduk kepada Belanda pada tahun 1880.
  303. Lewa: kerajaan di pulau Sumba.
  304. Lhokbubon: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  305. Lhok Kaju
  306. Lhokkruet: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  307. Lhokpawoh Utara: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  308. Lhokpawoh Selatan: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  309. Lhok Rigaih
  310. Lhokseumawe: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  311. LiaE: kerajaan yg berada di wilayah pulau Sawu.
  312. Lidak: kerajaan di bagian timur dari Timor Barat.
  313. Lilinta: kerajaan di barat dari Papua.
  314. Lima Laras: kerajaan dengan luas 202 km² di Sumatera Timur. Lima Laras membentuk federasi Batu Bahara Urung.
  315. Lima Puloh: kerajaan dengan luas 148 km²di Sumatera Timur. Lima Puloh membentuk federasi Batu Bahara Urung.
  316. Limboto: kerajaan kota di Sulawesi Utara, ditemukan tahun 1667 & ditekan tahun 1895.
  317. Lindai: kerajaan di Sumatera Timur.
  318. Lingga-Riau: kerajaan Riau di Sumatera Timur yg didirikan tahun 1720 sebagai jajahan dari kesultanan Johor. tahun 1824, kesultanan Lingga dibentuk.
  319. Lingga: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh.
  320. Lio: kerajaan di pulau Flores.
  321. Lise: kerajaan di pulau Flores.
  322. Logas
  323. Lohayong: kerajaan di pulau Solor, dibentuk dari pemisahan kerajaan Solor menjadi 2 kerajaan.
  324. Lok Semawe
  325. Loleh: satu dari 19 kerajaan di kelompok pulau Rote, barat-daya Timor. Dikuasai oleh Termanu tahun 1730.
  326. Lombok: kerajaan pulau di Bali yg menjadi merdeka sesudah keruntuhan kerajaan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, pemimpin Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa.
  327. Lore
  328. Lubuk Ambacang: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan.
  329. Lubuk Bendaharo: Kerajaan di Daerah Aliran Sungai Rokan bagian hulu Riau, yg merupaken daerah asal suku sakai rokan.
  330. Lubuk Jambi: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan.
  331. Lubuk Ramo: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan kerajaan Kuantan menjadi 5 kerajaan.
  332. Madura: kerajaan di daerah Madura, Jawa Timur, dengan tokoh terkenalnya Joko Tole da Trunojoyo
  333. Maiwa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan, didirikan pada 1685.
  334. Majapahit: kerajaan terbesar pada masanya yg menguasai nusantara, berpusat di Jawa Timur.
  335. Majene: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  336. Makale: satu dari 3 kepangeranan utama di luar 14 di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  337. Makassar
  338. Makier: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat.
  339. Malaka
  340. Malimbong: kerajaan di derah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  341. Malua
  342. Malusetasi: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  343. Maluwa: kerajaan kota di derah Bugis, Sulawesi Selatan. Pernah menjadi anggota Federasi Duri.
  344. Mambulu: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  345. Mampawa
  346. Mamuju: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  347. Manbait
  348. Mananga: kesultanan di Pulau Solor, Nusa Tenggara Timur.
  349. Mandalle: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  350. Mandeo: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat.
  351. Manganitu: kerajaan di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521 & menjadi regenschap [”kabupaten”] dari 1911 sampai 1950 dengan Manganitu sebagai ibukota.
  352. Manggarai: kerajaan di Pulau Flores, berdiri dari 1759. Dari 1762 s. d. 1815 & dari 1851 s. d. 1907, Manggarai merupaken bagian dari Kesultanan Bima.
  353. Manggeng: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  354. Mangkunagaran: kerajaan seluas 2. 579,98 km² yg didirikan pada 17 Maret 1757 di Kasunanan Surakarta.
  355. Manjuto atau Pamuncak Tigo Kaum: kerajaan di daerah ulu, dengan raja bernama Tuanku Magek Bagonjong, pusat kerajaan di Jerangkang Tinggi-Pulau Sangkar, Kerinci Jambi
  356. Manoletten: kerajaan di Timor Barat.
  357. Manubait: kerajaan di Timor Barat.
  358. Mapia: kerajaan di utara Papua, di pulau Mapia.
  359. Mappa: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  360. Marang: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  361. Marioriawa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  362. Marioriwawo: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan. Jajahan dari Soppeng.
  363. Maros: kerajaan di barat daya Sulawesi, bawahan dari Gowa.
  364. Massu Karera: kerajaan di pulau Sumba.
  365. Matan: kerajaan di Kalimantan Barat.
  366. Matangkuli: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  367. Mataram Kuno:sebuah kerajaan Hindu-Budha di Yogyakarta.
  368. Mataru: kerajaan di pulau Alor, yg kemudian digabungkan oleh Belanda pada 1932 menjadi kerajaan yg lebih besar.
  369. Maukatar: kerajaan merdeka atau semi-merdeka di Timor Barat.
  370. Maumutin: kerajaan di Timor Barat.
  371. Mbuli: kerajaan di pulau Flores.
  372. Medang:
  373. Mehara
  374. Melabuh
  375. Melayu Jambi
  376. Melayu Tua-Jambi
  377. Meliau: kerajaan di Kalimantan Barat.
  378. Melolo: kerajaan di pulau Sumba.
  379. Membawang
  380. Membora: kerajaan di pulau Sumba.
  381. Mempawah: kerajaan di Kalimantan Barat.
  382. Mengkendek: satu dari 3 kepangeranan utama di luar 14 di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  383. Mengwi: kerajaan di Bali
  384. Menia: kerajaan di pulau Sawu.
  385. Menjili: kerajaan di pulau Sumba.
  386. Menungul: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  387. Merdu
  388. Mesara: kerajaan di pulau Sawu.
  389. Me Tareuen: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  390. Meuke: kerajaan seluas 353 km² yg merupaken bawahan kesultanan Aceh.
  391. Meulaboh
  392. Meureubok
  393. Meureudu: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera.
  394. Minanga: merupaken salah satu nama Kerajaan Melayu yg telah muncul pada tahun 645.
  395. Minangkabau: kesultanan terkuat di Sumatera abad ke-12 sampai abad ke-17.
  396. Miomaffo: kerajaan di Timor Barat.
  397. Misool: kerajaan di pulau Misool, bawahan dari Tidore.
  398. Modang
  399. Moko Moko: kerajaan di Sumatera Barat.
  400. Mollo: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], pembentukan dari negara Netpala, Nunbena & Besiana.
  401. Mori: kerajaan di Sulawesi Barat yg merdeka dari Ternate pada 1900.
  402. Mori: sebuah kerajaan di Sulawesi Tengah.
  403. Moutong: kerajaan di Sulawesi Utara.
  404. Mukih
  405. Muna: Kerajaan di Sulawesi Tenggara
  406. Musa: kerajaan bawahan kesultanan Aceh. Sebelumnya merupaken Federasi Hulubalang XII.
  407. Nage: kerajaan di kepulauan Flores, dibentuk tahun 1919 oleh penggabungan kerajaan Nage & Keo.
  408. Naitemu: kerajaan di Timor Barat.
  409. Nanggulan: kerajaan yg dibentuk oleh Sultan Yogyakarta tahun 1831.
  410. Napu [Sulawesi]: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  411. Napu [Sumba]: kerajaan di pulau Sumba.
  412. Ndao: satu dari 19 kerajaan di kelompok kerajaan di pulau Rote, Barat-daya dari Timor.
  413. Ndjohor
  414. Ndjong
  415. Ndona: kerajaan di kepulauan Flores.
  416. Nduri: kerajaan di kepulauan Flores.
  417. Negara Daha: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  418. Negara Dipa: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  419. Nenometa, Nenomatan: Kerajaan di Timor Barat.
  420. Netpala: Kerajaan di Timor Barat.
  421. Ngada: kerajaan di kepulauan Flores.
  422. Nggela: kerajaan di kepulauan Flores.
  423. Nieuw Brussel
  424. Koto IX: Kerajaan di Timor Barat.
  425. Mukims Keumangan IX
  426. Nisam: kerajaan yg kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  427. Nita: kerajaan di kepulauan Flores.
  428. Njong
  429. Noimuti: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]
  430. Nokas
  431. Nunbena: Kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]
  432. Nunusaku: kerajaan pertama di Maluku, Seram Selatan.
  433. Nusaniwe: dinasti turunan dari raja-raja Majapahit dari Jawa.
  434. OEnale: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Timor.
  435. Oenoe
  436. OEpao: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Timor. Didirikan tahun 1691.
  437. OndaE & Pebato: kerajaan di Sulawesi Tengah. Bawahan dari kerajaan Posso.
  438. Ossipaka, atau Ossipoko
  439. Padang: sebuah kerajaan kota di Sumatera Barat, rajanya ialah Tuanku Rajo Bujang yg memerintah pada tahun 1778, ia berasal dari Suku [sub-klan] Jambak, Padang.
  440. Padang Lawas: kerajaan di Sumatera Barat.
  441. Padang Tarab: kerajaan di Sumatera Barat.
  442. Paha: kerajaan yg berlokasi di sekitar Pahu, Kalimantan Timur.
  443. Pagaruyung: kerajaan yg lebih besar di Sumatera Barat.
  444. Pagatan: kerajaan kecil yg berdiri pada tahun 1775 sampai 1908 & didirikan oleh imigran suku Bugis atas seijin Raja Banjar ke-8, Panembahan Batu yg menjadi koloni suku Bugis di Kalimantan Selatan.
  445. Pagurauan: kerajaan seluas 78 km² di Sumatera Timur.
  446. Pakualaman: kerajaan seluas 417. 62 km² yg didirikan pada 22 Juni 1812 atau 17 Maret 1813 di Yogyakarta, Jawa Tengah.
  447. Pajajaran: kerajaan di Jawa Barat.
  448. Pajang:
  449. Palalawan
  450. Palande: kerajaan di Sulawesi Tengah, bagian dari Posso.
  451. Palembang: kerajaan di tenggara Sumatera, didirikan oleh Aryo Damar, anak dari raja terakhir Majapahit. atau oleh Kiai Geding Surah.
  452. Palesang: kerajaan di dearah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  453. Palu: kerajaan kota di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1650.
  454. Pamecutan
  455. Pameue: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  456. Panai: kerajaan seluas 561 km² di Sumatera Timur.
  457. Pandai: kerajaan di bagian barat laut pulau Pantar.
  458. Panei: kerajaan di Sumatera Timur, didirikan pada tahun 1700-an.
  459. Pangkajene: kerajaan kota di Makassar, Sulawesi Selatan.
  460. Panjalu: Kerajaan dibawah Kemaharajaan Sunda, sekarang menjadi Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
  461. Pante Raja: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera. Sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  462. Pantun: kerajaan di pedalaman Sungai Kedang Kepala, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
  463. Papekat: kerajaan merdeka di pulau Sumbawa sejak 1676, Papekat hancur oleh letusan Gunung Tambora tahun 1815.
  464. Pappa: kerajaan kota di Makassar, Sulawesi Selatan.
  465. Pariangang: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  466. Parigi: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  467. Partangang
  468. Pasaman Kehasilan Kalam: kerajaan di Pasaman, Sumatera Barat, pusat kerajaan terletak di Parit Batu.
  469. Pasangan: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  470. Pasir: kerajaan di Kalimantan Timur, negara sudah terbentuk sejak lama sampai pemerintahan jatuh pada satu Panembahan yg kemudian mengambil gelar Sultan.
  471. Pasisir
  472. Pasir Mayang: kerajaan di Paser, Kalimantan Timur.
  473. Passi: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  474. Pate, Patih: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  475. Patipi: kerajaan di timur Papua.
  476. Pebato
  477. Pedada
  478. Pedawa Rajut, Pedawa Besar: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  479. Pedir
  480. Pelalawan atau Palalawan: kerajaan seluas 12. 168 km² di Sumatera Timur, didirikan pada 1811, awalnya bergantung pada kesultanan Johor kemudian kesultanan Siak.
  481. Peliatan: kerajaan bagian dari Bali.
  482. Pembuang: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Barat.
  483. Perbaungan: kerajaan seluas 83 km² di Sumatera Timur.
  484. Percut, Pertjut: kerajaan seluas 103,83 km² di Sumatera Timur.
  485. Perlak: kerajaan yg terletak di Peureulak, Aceh Timur.
  486. Pesisir: kerajaan seluas 14,25 km² di Sumatera Timur.
  487. Petiambang: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  488. Peudawa Rajeu
  489. Peuduek
  490. Peukan Baro-Peukan Shot
  491. Peurala: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  492. Peusangan
  493. Peutu, Peutue: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  494. Pidie: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera.
  495. Pinangawan
  496. Pinatih
  497. Pineueng & Peukan Baro-Beukan Shot: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera.
  498. Pontianak: kerajaan yg dibentuk di Kalimantan Barat pada tahun 1771.
  499. Pucu Rantau Indragiri: kerajaan di Sumatera Barat.
  500. Puengga: kerajaan di Sulawesi Selatan, yg dibentuk pada 1667.
  501. Pulau Kaju: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  502. Pulaunas: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  503. Pulau Punjung: kerajaan di Sumatera Barat.
  504. Pulo Kajee: kerajaan bawahan kesultanan Aceh
  505. Pulau Laut: kerajaan di Kotabaru, Kalimantan Selatan.
  506. Purba: kerajaan di Sumatera Timur.
  507. Pureman: kerajaan di pulau Alor yg kemudian oleh Belanda pada tahun 1917 digabung lagi ke Erana & tahun 1932 ke Kolana.
  508. Puumbolo
  509. Raijua: kerajaan di pulau Raijua di daerah kepulauan Sawu.
  510. Raja: kerajaan di Sumatera Timur.
  511. Rambah: kerajaan kota di Sumatera Timur.
  512. Randjoea
  513. Rano: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  514. Konfederasi Rantau Kwantan, Federasi Rantau
  515. Sabamban: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  516. Sadurangas
  517. Salakanagara: kerajaan kota yg disebut Argyre oleh Ptolemeus pada tahun 150 M, terletak di daerah Teluk Lada, Pandeglang.
  518. Salang: kerajaan di Pulau Simeulue, daerah Sumatera.
  519. Salaparang
  520. Salawati: kerajaan di Barat Laut Irian Jaya di Pulau Salawati.
  521. Salimbouw/Selimbau
  522. Samadua, Samaduwa: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  523. Sama Indra & Lhok Kaju: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Sigli. kerajaan ini sebelumnya bagian dari Federasi Hulubalang VI.
  524. Samakuro, Samakurok, Samakuru: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  525. Samalanga: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  526. Sambaliung: kerajaan di Kalimantan Timur, dibentuk dari Kesultanan Berau, berpisah tahun 1830 menjadi dua kerajaan.
  527. Sambas: kerajaan di Kalimantan Barat, yg berdiri pada akhir abad ke-16.
  528. Sampanahan: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  529. Samprangan: kerajaan di Bali yg ditaklukkan Majapahit.
  530. Samudera Pasai: kerajaan Islam yg terletak di pesisir pantai utara Sumatera, berdiri tahun 1267 & dikuasai oleh Portugis pada tahun 1521.
  531. Sangalla: satu dari tiga kerajaan utama di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  532. Sanggar: kerajaan di Pulau Sumbawa. Sanggar kehilangan sebagian besar penduduknya pada saat meletusnya Gunung Tambora pada tahun 1815.
  533. Sanggau: kerajaan di Kalimantan Barat.
  534. Sanrabone, Sanra Boni: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  535. Sarinembah: kerajaan di Sumatera Timur.
  536. Sasak
  537. Sausu: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  538. Sawakung: di Berau
  539. Sawang: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  540. Sawiti: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  541. Sawu
  542. Seba: kerajaan di Pulau Sawu.
  543. ‘Sebakung kerajaan di sekitar sungai Telake, Kalimantan Timur
  544. Segaluh: Kerajaan di Kediri Jawa Timur.
  545. Segeri: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, yg dibentuk pada tahun 1776.
  546. Sekadau: kerajaan di Kalimantan Barat.
  547. Sekala Brak: kerajaan di kaki Gunung Pesagi, Lampung. merupaken cikal-bakal suku Lampung saat ini.
  548. Sekar: kerajaan di timur Papua.
  549. Selesse: kerajaan seluas 70. 48 km² di Sumatera Timur.
  550. Selimbau: kerajaan di Pegunungan Kapuas, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, didirikan tahun 800-an oleh Guntur Badju Binduh yg menurut legenda berasal dari surga.
  551. Senaam
  552. Senagan
  553. Senembah: kerajaan seluas 114. 42 km² di Sumatera Timur.
  554. Serang: kerajaan seluas 4,584 km², dengan penduduk kurang lebih 80. 000 jiwa di Pulau Sumbawa yg berdiri tahun 1650. kerajaan didirikan kembali pada tahun 1837 sesudah meletusnya Gunung Tambora tahun 1815.
  555. Serbeujadi Aboq, Serbojadi Aboq: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  556. Serdang: kerajaan di Sumatera Timur, merdeka dari Siak pada 16 Agustus 1862.
  557. Serebo Jadi
  558. Seunagan: kerajaan di daerah Sumatera. Jajahan dari kerajaan Kawai XVI atau Meulaboh.
  559. Seuneuam: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  560. Siah Utama: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  561. Siak Sri Inderapura: kerajaan seluas 16. 224 km² & berpenduduk kurang lebih 25. 000 jiwa di Sumatera Timur, didirikan pada 1716.
  562. Siantar: kerajaan di Sumatera Timur.
  563. Siang: kerajaan di Pangkep Sulawesi Selatan. Bekas pusat wilayah Kerajaan Siang, SengkaE—sekarang ini terletak di Desa Bori Appaka, Kecamatan Bungoro-Kabupaten Pangkep—Di tempat itu awalnya terdapat sungai [Sungai Siang] dengan pelabuhan yg menghubungkannya dengan wilayah pesisir yg jauh di pantai barat semenanjung Sulawesi dimana telah ramai dikunjungi para pedagang lokal, membuka hubungan ekonomi & politik dengan beberapa kerajaan lokal serta menerima kedatangan para pedagang dari Semenanjung Melayu & kapal-kapal Portugis dari sebelah barat kepulauan Nusantara antara Tahun 1542 & 1548. Kedatangan para pelaut Portugis di Pelabuhan Siang pada Abad 15 itu, sebagaimana dicatat oleh Antonio de Paiva & Manuel Pinto, justru pada saat Siang sedang menurun pengaruhnya sebagai Kerajaan terbesar di semenanjung barat Sulawesi Selatan sebelum menaiknya pamor politik Kerajaan Gowa disebelah selatannya. [Makkulau, 2005, 2007].
  564. Siau: kerajaan pulau di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521.
  565. Sidenreng: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  566. Sigenti: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  567. Sigi, Sigi Birumaru, Sigi Dolo: kerajaan di Sulawesi Tengah, didirikan pada 1650.
  568. Sigulai: kerajaan di Pulau Simeulue, daerah Sumatera.
  569. Si Guntur: kerajaan di Sumatera Barat.
  570. Sikijang: kerajaan kota di Sumatera Timur.
  571. Sikka: kerajaan seluas 4. 377 km² dengan penduduk 120. 000 orang di Pulau Flores.
  572. Silat: kerajaan di Kalimantan Barat.
  573. Silawang: kerajaan di Kalimantan Barat.
  574. Silebar: kerajaan di Sumatera Barat.
  575. Si Lima Kuta: kerajaan di Sumatera Timur.
  576. Simaloer, Simalur: kerajaan di Pulau Simeulue, di daerah Sumatera.
  577. Simbuang: kerajaan di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  578. Simeulue: kerajaan di Pulau Simeulue.
  579. Simpang: kerajaan di Kalimantan Barat, berpisah dengan Sukadana pada pertengahan abad ke-18.
  580. Simpang Olim, Simpangulim: kerajaan yg ditemukan tahun 1836, kurang lebih merupaken bawahan dari kesultanan Aceh, di wilayah Sumatra.
  581. Singgere: kerajaan di Sulawesi Selatan.
  582. Singhasari: kerajaan yg dibentuk oleh Ken Arok, di Jawa Timur pada tahun 1222.
  583. Singingi & Loras: kerajaan seluas 135 km² di Sumatera Timur.
  584. Singkawang: kerajaan di Kalimantan Barat.
  585. Sintang: kerajaan di Kalimantan Barat.
  586. Si Pare Pare, Si Pari Pari: kerajaan seluas 51 km² di Sumatera Timur.
  587. Sirimau
  588. Soasiu
  589. Soengai Ijoe
  590. Soetrana
  591. Solor: kerajaan di Pulau Solor, kemudian berpisan menjadi 2 kerajaan yaitu Lamakera & Lohayong atau Lawajong.
  592. Sonbai Kecil: kerajaan di Timor Barat.
  593. Soppeng: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan, didirikan pada 1609.
  594. Soya: Dinasti keturuan dari Raja Majapahit. Tiga bersaudara mendirikan kerajaan Soya, di puncak Gunung Sirimau di Nusaniwe.
  595. Sri Bangun: kerajaan yg berlokasi di sekitar Kota Bangun, Kalimantan Timur.
  596. Sri Indrapura
  597. Sri Muntai: kerajaan yg berlokasi di sekitar Muara Muntai, Kalimantan Timur.
  598. Sriwijaya: kerajaan Buddha yg berpusat di Palembang, berkuasa dari abad ke-7 sampai ke-9.
  599. Stabat: kerajaan seluas 5. 18 km² di Sumatera Timur.
  600. Suhaid: kerajaan di Kalimantan Barat.
  601. Suka: kerajaan di Sumatera Timur.
  602. Sukadana: kerajaan di Kalimantan Barat, didirikan pada akhir abad ke-15 oleh utusan Majapahit.
  603. Sukudua: kerajaan seluas 51 km² di Sumatera Timur, kemudian bergabung dengan Boga untuk membentuk kerajaan Boga Sukudua.
  604. Suli: kerajaan di selatan daerah Hitu, Pulau Ambon, Maluku.
  605. Sulu: kerajaan yg pernah ada di Kalimantan bagian utara, menguasai daerah Sabah & sekitarnya, saat ini sebagian wilayah kerajaan tersebut menjadi Provinsi Sulu, Filipina.
  606. Sumbawa: kerajaan seluas 4. 584 km² dengan penduduk 80,000 orang di Pulau Sumbawa yg didirikan pada 1650. kerajaan dibangun kembali pada tahun 1837 setelal letusan Gunung Tambora tahun 1815.
  607. Rapang: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  608. Rebeh: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Sigli, Sumatera. kerajaan ini merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  609. Rende, Rendi: kerajaan di Pulau Sumba.
  610. Reubeë
  611. Riau: kesultanan di Riau, yg rajanya berasal dari keturunan penguasa Luwu.
  612. Rigaih, Rigas: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  613. Rindau
  614. Ringgouw: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Rote, barat daya Pulau Timor, didirikan pada 1691.
  615. Riung: kerajaan kota di Pulau Flores.
  616. Rokan Kiri: kerajaan di Sumatera Timur.
  617. Tanjongseumanto & Meureubok: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  618. Tanjung [Kalimantan]
  619. Tanjung [Sumatera]: kerajaan di Sumatera Timur.
  620. Tanjung Kassau: kerajaan di Sumatera Timur.
  621. Sungei Tras
  622. Sunggal: kerajaan seluas 3. 98 km² di Sumatera Timur.
  623. Sungu Raja: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  624. Supiori: kerajaan di Pulau Biak, Irian Jaya. Stephen Wanda menyatakan dirinya sendiri sebagai Raja Supiori.
  625. Suppa: kerajaan seluas 225 km² dengan penduduk 5. 500 orang [1917] di Sulawesi Tengah.
  626. Surakarta: kerajaan seluas 3. 635 km² di Jawa Tengah, didirikan pada 1755 sesudah kesultanan Mataram berpisah menjadi dua kerajaan.
  627. Suroaso: kerajaan di Sumatera Barat, dekat dengan Pagaruyung. Raja terakhir Suroaso ialah Sutan Kerayahan Alam yg terlibat dlm Persekutuan dengan Belanda & Kerajaan Inggris pada tahun 1824.
  628. Susoh, Susuh: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  629. Sutan Muda: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Tamiang.
  630. Sutrana: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu], daerah selatan dari Oecussi Ambeno dengan sejarah yg saling berkaitan.
  631. Tabanan: kerajaan yg didirikan sesudah keruntuhan Majapahit, sesudah Dewa Agung Ketut, penguasa Bali & Lombok membagi kerajaannya menjadi beberapa kerajaan.
  632. Tabukan: kerajaan di Pulau Sangir di Sulawesi Utara, didirikan pada 1521.
  633. Tabundung: kerajaan di Pulau Sumba.
  634. Turing: kerajaan di Pulau Flores.
  635. Ub ohoi faak: Salah satu kerajaan yg terluas wilayahnya di kepulauan Kei Besar dengan pusat pemerintahan di daerah yg dikenal dengan nama endralang [El Raan],Kei besar, Maluku Tenggara mencapai puncak kejayaan di masa pemerintahan Panglima Kesyiang [pemegang kekuasaan/raja dipegang turun temurun melalui kesepakatan bersama oleh salah seorang dari marga Rahawarin].
  636. Ubud: suatu keluarga raja dari Gianyar, di tenggara Bali.
  637. Ulu Tesso: kerajaan di Sumatera Timur. Kemudian menjadi Federasi Rantau.
  638. Umaclaran: kerajaan di [[Timor Barat]
  639. Umbu Ratu Nggay: kerajaan di Pulau Sumba.
  640. Una Una: kerajaan di Pulau Togian di Sulawesi Tengah, didirikan abad ke-17.
  641. Unga: kerajaan bawahan [[Kesultanan Aceh]
  642. Waai: kerajaan di Barat daya Ambon, Maluku.
  643. Waigama: kerajaan di Pulau Misool, barat Papua.
  644. Waigeo: kerajaan di barat Papua.
  645. Waihale
  646. Tado: kerajaan di Pulau Flores.
  647. Taebenu: kerajan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  648. Tafnai: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  649. Tagulandang: kerajaan yg didirikan pada 1521 di Pulau Sangir di Sulawesi Utara.
  650. Tahuna: kerajaan di Pulau Sangir, Sulawesi Utara, yg didirikan pada 1521 & menjadi kabupaten dari Kendahe Tahuna.
  651. Takaip Ebbenoni: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Bergabung dengan kerajaan Fatu Leu.
  652. Takaip Thaiboko: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu]. Bergabung dengan kerajaan Fatu Leu.
  653. TalaE: satu dari 19 kerajaan di Kepulauan Roate, barat daya Timor.
  654. Talaud: kerajaan yg didirikan pada 1521 di Pulau Talaud, Sulawesi Utara.
  655. Taleong, Taliang: kerajaan di daerah Tana Toraja, Sulawesi Selatan.
  656. Taliwang
  657. Tallo: kesultanan di Sulawesi Selatan, yg merupaken sekutu terdekat Gowa.
  658. Talo: kerajaan di Sumatera Barat.
  659. Tambora: kesultanan di Pulau Sumbawa yg hancur pada tahun 1815 akibat letusan Gunung Tambora.
  660. Tambusei: kerajaan di Sumatera Timur.
  661. Tampat Tuan
  662. Tanjungpura: kerajaan di Kalimantan Barat.
  663. Termanu: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, barat daya Timor.
  664. Ternate: kerajaan seluas 65 km² di Maluku, yg didirikan pada abad ke-13 oleh orang-orang dari Djaïlolo [sekarang Jailolo]. Ternate menjadi kerajaan utama di Maluku pada tahun 1380 melebihi Djailolo.
  665. Terong: kerajaan di selatan Pulau Adonara.
  666. Teunom: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  667. Teupah: kerajaan di Pulau Simeulue, barat Sumatera.
  668. Thie: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote, barat daya Timor. Dari 1730 sampai 1756, Manek dari Thie pergi bersama Maneks dari OEpao, Loleh, Baa & Lelain ke Jawa untuk mempelajari lebih lanjut agama kristen.
  669. Tidore: kerajaan seluas 78 km² di Maluku Utara yg didirikan oleh orang-orang dari Djaïlolo [sekarang Jailolo] di Pulau Tidore.
  670. Tidung: Kalimantan Timur yg didirikan oleh orang-orang dari Dynasti Tengara [Tarakan].
  671. Tiga Mukims Gighen
  672. Tiga Mukims Klumpang Pajong
  673. Rote: kepulauan di barat daya Pulau Timor, sebuah federasi bentukan Belanda yg terdiri dari 19 kerajaan. Federasi terbentuk dari 1928 sampai 1948.
  674. Rumbati: kerajaan kota di timur Papua.
  675. Sabak: kerajaan kuno di Jambi.
  676. Sumedang Larang: kerajaan Islam yg diperkirakan berdiri sejak abad ke-15 di Jawa Barat.
  677. Sumedang Kamulyan : Kerajaan di Malang Selatan, Kepanjen Kidul Jawa Timur.
  678. Sunda & Galuh: dua kerajaan yg merupaken pecahan dari Kerajaan Tarumanagara.
  679. Sugaluh: kerajaan kecil yg masih berhubungan dengan kerajaan Sunda-Galuh, didirikan pada 1672 oleh keturunan ke-3 Prabu Niskala Wastu Kancana yaitu Yan Amarta Dwija. Kerajaan ini berdiri di daerah gunung Sangkur sampai ke daerah pedalaman Banjar-Pataruman Jawa Barat.
  680. Sungai Kunit: kerajaan di Sumatera Barat.
  681. Sungai Lemau: kerajaan di Bengkulu merupaken lanjutan kerajaan Sungai Serut yg porak poranda akibat perang dengan kerajaan Aceh. Baginda Maharaja Sakti dari Kerajaan Pagarruyung menikah dengan Putri Gading Cempaka anak dari Ratu Agung & diangkat menjadi Raja Sungai Serut..
  682. Sungai Serut: kerajaan pertama di Bengkulu dengan raja Ratu Agung.
  683. Sungairaya
  684. Sungei Iju: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, di daerah Tamiang, Sumatera.
  685. Tanah Datar: kerajaan seluas 79. 5 km² di Sumatera Timur.
  686. Tanah Jawa: kerajaan di Sumatera Timur.
  687. Tanah Kunu V: kerajaan di Pulau Flores.
  688. Tanahputih: kerajaan kota seluas 633 km² di Sumatera Timur.
  689. Tanah Rea: kerajaan di Pulau Flores.
  690. Tanah Riung: kerajaan di Pulau Sumba.
  691. Tanette: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  692. Tangse: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  693. Timu: kerajaan di daerah Pulau Sawu.
  694. Titeue: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh, sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  695. Tiro: di Bulukumba, Sulawesi Selatan, Salah satu kerajaan pertama pemeluk Agama Islam di Sulawesi Selatan, tempat makam Dato ri Tiro, Karaeng Tonang & Karaeng Samparaja ialah karaeng yg dikenal dari kerajaan ini.
  696. Tjeranti: kerajaan di Sumatera Timur, dibentuk dari pemisahan Kuantan menjadi 5 negara.
  697. Tjereweh
  698. Tjingal: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  699. Tjinta Raja: kerajaan seluas 11. 95 km² di Sumatera Timur.
  700. Tjumbok
  701. Tjunda: kerajaan bawahan kesultanan Aceh.
  702. Tobaku: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  703. Tohe: kerajaan di Timor Barat.
  704. Tojo: kerajaan di Pulau Togian, Sulawesi Tengah.
  705. Toli Toli: kerajaan di Sulawesi Utara. Dinasti Toli Toli tersambung juga dengan dinasti Buol.
  706. Tomini: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  707. Topejawa: kerajaan kota di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  708. Toribulu: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  709. Trienggadeng: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, di daerah Meureudu, Sumatera.
  710. Tripa, Tripah: kerajaan di Sumatera, jajahan dari Kawai XVI.
  711. Trong
  712. Trumon atau Tarumon: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh yg dibentuk pada 1795.
  713. Truseb: kerajaan bawahan kesultanan Aceh, yg sebelumnya merupaken bagian dari Federasi Hulubalang XII.
  714. Tulang Bawang: kerajaan hindu di daerah Tulang Bawang, Lampung.
  715. Tungkob: kerajaan bawahan Kesultanan Aceh.
  716. Tunjung: kerajaan yg berada di dataran tinggi Tunjung, Kalimantan Timur.
  717. Turateya
  718. Waijelu: kerajaan di Pulau Sumba.
  719. Waijewa: kerajaan di Pulau Sumba.
  720. Waila
  721. Waiwiku Waihale: negara independen atau semi-independen di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  722. Wajo: kerajaan yg didirikan pada 1450 oleh pengungsi dari Luwu di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  723. Wanokaka: kerajaan di Pulau Sumba.
  724. Watlaar: kerajaan di Maluku.
  725. Wertuar: kerajaan di timur Papua.
  726. Wengker: kerajaan di antara gunung Lawu & gunung Wilis [sekarang Ponorogo].
  727. Watu Galuh” kerajaan di hulu kali brantas semasa Bandar Ujung Galuh [Sekarang Surabaya]
  728. Wojila: kerajaan di daerah Sumatra.
  729. Wolijita: kerajaan di Pulau Flores.
  730. Yogyakarta: tahun 1755, Kesultanan Mataram di Jawa Tengah terpisah menjadi dua kerajaan, yaitu Yogyakarta & Surakarta.
  731. Yotowawa
  732. Barru: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  733. Baruija: kerajaan di Sulawesi Selatan, dibentuk pada 1667.
  734. Barus: kesultanan yg didirikan oleh Dinasti Pardosi. Wilayahnya memanjang dari Mandailing Natal sampai Tarumon di Singkil.
  735. Barusjahe: kerajaan di Sumatera Timur.
  736. Battoise
  737. Batu Baharang Urung [Federasi]
  738. Batu Kankung: kerajaan di Sumatera Barat.
  739. Batulapa: kerajaan di daerah Bugis, Sulawesi Selatan.
  740. Batoe Litjin: kerajaan di Kalimantan Selatan.
  741. Batulolong: kerajaan di Pulau Pantar, sebelah barat Pulau Alor.
  742. Batu Mbulan
  743. Batuputih
  744. Bau: kerajaan di daerah Toraja, Sulawesi Selatan.
  745. Beboki: kerajaan di Timor Barat.
  746. Bedagei: kerajaan seluas 337. 52 km² Sumatera Timur, bagian dari Kesultanan Deli.
  747. Bedahulu atau Bedulu: kerajaan kuno di Gianyar, Bali, sekitar abad ke-8 sampai ke-14.
  748. Belu: federasi kerajaan di Timor Barat.
  749. Bendjoar
  750. Bengalon: kerajaan di daerah Sepaso, Kutai Timur.
  751. Benu: kerajaan di Timor Barat [Timor Loro Manu].
  752. Berau, Berouw: kerajaan di Kalimantan Timur.
  753. Berutas
  754. Besiana: kerajaan di Timor Barat.
  755. Besitan: kerajaan seluas 165 km² Sumatera Timur.
  756. Besoa: kerajaan di Sulawesi Tengah.
  757. Beubasan
  758. Beutong: kerajaan bawahan dari Kesultanan Aceh.
  759. Biboki
  760. Bila: kerajaan di Sumatera Timur.
  761. Bilba: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote.
  762. Bima: kerajaan yg eksis pada abad ke-17 di Pulau Sumbawa.
  763. Binamo, Binamu: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan, dibangun pada tahun 1864 sebagai pengganti Turatea & dikuasai oleh Belanda pada 1906.
  764. Bingei: kerajaan seluas 94. 53 km² di Sumatera Timur.
  765. Bintamo: kerajaan di daerah Makassar, Sulawesi Selatan.
  766. Bintauna: kerajaan di Barat laut Sulawesi.
  767. Binuang: kerajaan di daerah Mandar, Sulawesi Selatan.
  768. Birumaru: kerajaan di Sulawesi Tengah, bersatu dengan Dolo dari 1908 menjadi Dolo Birumaru, kemudian terpisah & bergabung dengan Sigi dari 1915 sampai 1929 menjadi Sigi Birumaru.
  769. Blagar: kerajaan di sebelah tenggara Pulau Pantar, arah barat Pulau Alor.
  770. Blambangan: kerajaan yg ada pada akhir era Majapahit di daerah Blambangan, selatan Banyuwangi.
  771. Blahbatuh : Sebuah kerajaan yg merupaken salah satu kerajaan yg berada di desa Blahbatuh, Gianyar yg dipimpin oleh I Gusti Ngurah Jelantik dari kerajaan Gelgel
  772. Blangmangat: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  773. Blangme, Blang Meh: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  774. Blang Pedir, Blangpidie: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  775. Blayu: kerajaan di Bali yg terletak di kecamatan Marga, Tabanan.
  776. Bluek: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  777. Boalemo: kerajaan di Sulawesi Utara, ditundukkan Belanda pada 1889.
  778. Bobasan: kerajaan di bawah Kesultanan Aceh.
  779. Boga Sukudua: kerajaan di daerah Sumatera Timur.
  780. Bohorok: kerajaan seluas 19. 92 km² Sumatera Timur.
  781. Bokai: satu dari 19 kerajaan di kepulauan Rote. Didirikan 1756.
  782. Bolaang Itang: negara kota di Sulawesi Utara, bersatu dengan Kaidipang tahun 1912 menjadi Kaidipang Besar.

ANGLING DARMA

konon meninggalkan beberapa peninggalan di Desa Parakan Kab. Temanggung, membuat saya mencoba mencari data di internet mengenai asal usul sang prabu. Namun yang saya dapat justru menimbulkan rasa penasaran yang lain, karena ternyata kisah Prabu Angling Darma justru lebih pantas disebut dongeng daripada sejarah. Meski lebih mirip dongeng, namun beberapa daerah meng-klaim sebagai tempat asal sang Prabu. Di Jawa Tengah saja, tak kurang ada 3 ( tiga ) daerah yang mengaku sebagai daerah petilasan Prabu Angling Darma, yaitu Temanggung ( Parakan ), Bojonegoro dan Pati. Belum lagi jelas juntrungannya, kisah Prabu Angling Darma sudah keburu disinetronkan. Sehingga kisahnya menjadi semakin terkontaminasi kisah khayalan. Masih untung bukan Malaysia yang meng-klaim sebagai pemilik kisah Prabu Angling Darma. He he he ... Kabupaten Bojonegoro, Pemerintah Daerahnya bahkan berencana membangun sebuah Museum dan sekaligus Monumen Angling Darma di desa Wotangare, yang menurut meraka, di desa inilah dulu merupakan pusat Kerajaan Malawapati yang diperintah oleh Prabu Angling Darma. Asal tahu saja, Pendopo Kabupaten Bojonegoro juga dinamai Pendapa Malawapati. Masih belum puas, PERSIBO, yang merupakan klub sepakbola Kab. Bojonegoro, juga menyebut dirinya Laskar Angling Darma. Menarik bukan? Menurut saya, hal ini sudah cukup menunjukkan kepedulian Pemerintah Daerah Bojonegoro akan peluang pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Lha, kalau Kab. Temanggung? Maaf, situs Liyangan yang sudah jelas merupakan daerah Pemukiman jaman Kerajaan Matara Kuno saja tidak di urus. Sedikit yang menarik dari Prabu Angling Darma, kalau kita browsing di Wikipedia, Sang Prabu adalah keturunan Arjuna yang sudah pasti tokoh wayang. Tapi juga disebut cucu Raja Jayabhaya yang tokoh nyata. Raja Jayabaya atau Sri Maharaja Sri Warmmeswara adalah raja di Kerajaan Kadiri, yang berkuasa kurang lebih tahun 1135 M s/d 1159 M. Pertanyannya, sejak kapan Wayang bisa memiliki keturunan manusia sebenarnya? Atau, adakah tokoh wayang yang bernama Jayabaya? Entahlah, toh yang di Wikipedia pun tak menunjukkan sumbernya dari Babad mana, Babad Wikipedia tentu juga sangat meragukan keshahihannya. Namun untuk memenuhi keingintahuan pembaca yang belum tahu kisah tentang Prabu Angling Darma, disini akan saya postingkan kisah yang saya sarikan dari Wikipedia digabung dengan beberapa versi lain dari cerita rakyat Temanggung, Bojonegoro dan Pati, anggaplah kisah ini merupakan Babad Antah Berantah. Angling Darma adalah raja Kerajaan Malawapati, yang berpermaisurikan Dewi Setyowati, putri dari guru Angling Darma yakni Begawan Maniksutra. Kakak Dewi Setyawati bernama Batik Madrim, yang telah terlanjur bersumpah, bahwa barang siapa yang hendak memperistri adiknya, maka harus berhasil mengalahkannya. Angling Darma berhasil mengalahkan Batik Madrim dan mengangkatnya sebagai Patih Kerajaan. Meski berwatak baik, namun Angling Darma mudah meluapkan emosi, dan mudah tergoda dengan wanita cantik. Manusiawi dong, namanya juga raja. Tak perlulah kita bilang WOW atau malah HUUUUU ... Suatu ketika, Angling Darma mendapati sepasang burung jalak memadu kasih pada dahan pohon yang kebetulan berada persis diatas kepala sang Prabu. Tak tahu dua jalak tersebut adalah penjelmaan Sang Hyang Batara Guru dan istrinya Dewi Uma, Angling Darma memanah sepasang burung jalak tersebut. Batara Guru marah dan mengutuk Angling Darma akan berpisah dengan istrinya karena tak harmonis dalam bercinta. Terhipnotis oleh kutukan tersebut, Angling Darma tak bersemangat melayani istrinya. Tentu saja Dewi Setyowati kecewa karena merasa Angling Darma sudah tak sudi pada dirinya. Saat hubungan dengan istrinya kurang harmonis, Angling Darma berusaha menenangkan dirinya dengan pergi berburu. Di hutan, dia melihat Naga Gini yang merupakan istri dari Naga Raja atau Naga Pertala sahabatnya, sedang berselingkuh dengan seekor Ular Tampar. Angling Darma kembali murka dan memanah si Ular Tampar hingga mati. Sialnya, ekor Naga Gini terserempet anak panah hingga terluka. Naga Gini memfitnah Angling Darma dan mengadu pada Naga Pertala bahwa Angling Darma hendak membunuhnya. Beruntung, Angling Darma bisa meyakinkan Naga Pertala yang terjadi sebenarnya sembari menunjukkan bangkai Ular Tampar yang dipanahnya. Naga Pertala menyampaikan terima kasihnya dengan mengajarkan Aji Gineng, yaitu ilmu untuk menguasai bahasa binatang kepada Angling Darma, disertai pesan agar ilmu tersebut tak boleh diajarkan kepada siapapun. Kembali ke Kerajaan, Angling Darma sudah lupa dengan kutukan Batara Guru. Dia sudah rindu dengan istrinya. Saat keduanya sedang bercumbu, Angling Darma mendengar suara cicak jantan yang sedang merayu cicak betina, karena tergiur dengan apa yang sedang dilakukan Angling Darma dan istrinya. seketika Angling Darma marah dan hilang selera. Kali ini Dewi Setyowati kecewa besar. Dewi Setyowati bunuh diri dengan cara membakar dirinya. Demi menunjukkan cintanya, Angling Darma bersumpah tak akan menikah lagi. Sumpah Angling Darma terdengar oleh Dewi Uma dan Dewi Ratih. Masih dendam dengan Angling Darma, Dewi Uma mengajak Dewi Ratih untuk menguji sumpah Angling Darma. Keduanya merubah diri menjadi dua wanita cantik dan menggoda sang Prabu. Runtuhlah keteguhan sumpah Angling Darma, dia menanggapi godaan dua gadis cantik tersebut. Saat itulah kedua gadis merubah dirinya kembali menjadi dua Dewi Kahyangan. Dewi Uma menghukum Angling Darma agar mengembara meninggalkan istana. Diluar sana banyak godaan yang harus dihadapi Angling Darma untuk mempertebal imannya. Kerajaan untuk sementara diperintah oleh Batik Madrim. Dalam pengembaraannya, Angling Darma sampai di kediaman tiga gadis cantik yang bernama Widata, Widati dan Widaningsih. Ketiganya jatuh cinta pada Angling Darma hingga menahannya untuk pergi. Karena ingin menyelidiki tingkah aneh ketiga gadis tersebut yang sering keluar malam. Angling Darma bersedia tinggal. Pada malam harinya, saat ketiga gadis tersebut keluar rumah. Angling Darma merubah dirinya menjadi seekor Burung Gagak untuk mengikuti kemana ketiga gadis itu pergi. Rupanya, Widata, Widati dan Widaningsih adalah tiga putri siluman yang suka makan daging manusia. Angling Darma mengecam perbuatan ketiga putri siluman itu, namun lantaran masih shock dengan apa yang baru dilihatnya, Angling Darma justru kalah melawan ketiga putri siluman itu, yang lalu mengutuknya menjadi seekor burung belibis putih. Saat menjadi burung belibis, kepercayaan diri Angling Darma hampir terkikis habis. Secara, dia baru saja dikalahkan oleh wanita. Dia terbang hingga sampai ke Wilayah Kerajaan Bojonegoro. Dan dengan mudahnya dia ditangkap oleh seorang pemuda desa bernama Joko Geduk. Saat itu, Raja Bojonegoro yang bernama Darmawangsa sedang mengadakan sayembara, lantaran ada dua laki-laki kembar yang sedang rebutan istri yakni Bermani. Keduanya mengaku sebagai Bermana, suami dari Bermani. Barang siapa yang bisa mengungkap Bermana yang asli, dia akan mendapat hadiah besar. Burung Belibis yang mendengar sayembara tersebut, membujuk Jaka Geduk untuk mengikuti sayembara. Kaget mendapati burung belibis yang baru ditangkapnya bisa berbicara, Jaka Geduk meyakini bahwa burung tersebut jelmaan Dewa. Sehingga dia mempercayai perkataan burung belibis itu. Berdasar petunjuk dari Burung Belibis, Jaka Geduk membawa sebuah kendi. Salah satu Bermana yang bisa masuk ke dalam kendi tersebut, maka dia akan ditetapkan sebagai Bermana yang asli. Satu diantara dua yang mengaku Bermana dengan congkak menunjukkan kesaktiannya dengan masuk kedalam kendi. Jaka Geduk buru-buru menutup kendi tersebut. Belakangan diketahui, Bermana palsu yang masuk kendi adalah Jin yang bernama Wiratsangka. Jaka Geduk diberi jabatan sebagai Hakim Kerajaan. Pucuk dicinta ulampun tiba, putri raja Darmawangsa, yakni Dewi Ambarawati terpesona dengan keelokan badan burung belibis piaraan Jaka Geduk, sehingga burung belibis putih tersebut dimintanya dari Jaka Geduk untuk menghiasi kolam Kerajaan Bojonegoro. Lagi-lagi Angling Darma tergoda imannya. Pada malam hari, burung belibis berubah menjadi seorang pemuda tampan dan menggoda Dewi Ambarawati. Tak bertepuk sebelah tangan, Dewi Ambarawati meladeni godaan sang pemuda tampan yang tak lain adalah Prabu Angling Darma. Selang beberapa lama, Dewi Ambarawati pun mengandung. Gemparlah seluruh Kerajaan Bojonegoro, hakim Kerajaan pun tak mampu mengungkap siapa yang telah menghamili Dewi Ambarawati. Dia hanya curiga dengan belibis putih yang menurutnya adalah Dewa yang malih rupa. Raja Darmawangsa pun kembali mengadakan sayembara untuk mencari orang yang menghamili Dewi Ambarawati. Batik Madrim yang memang sedang mencari rajanya mencoba untuk mengikuti sayembara. Namun dia menyamar sebagai seorang Resi bernama Yogiswara. Resi Yogiswara langsung menyerang belibis putih yang ada di kolam istana. Pertarungan pun terjadi antara Resi Yogiwara melawan belibis putih. Beberapa saat setelah pertempuran berlangsung, belibis putih sempat berkata bahwa Resi Yogiswara agar lebih baik menyerah saja, karena tak mungkin sanggup melawan dirinya. Di lain pihak, Resi Yogiswara yang sebenarnya adalah Batik Madrim mengenali suara rajanya. Dia besimpuh menyembah belibis putih. Sambil berkata bahwa sesungguhnya dia adalah Batik Madrim, patih Kerajaan Malawapati yang sedang mencari Prabu Angling Darma, karena telah selesai masa hukumannya. Dengan kesaktiannya Resi Yogiswara mampu menghapuskan kutukan tiga putri siluman, Widata, Widati dan Widaningsih, sehingga belibis putih kembali menjadi wujud sebenarnya, yaitu Prabu Angling Darma. Akhirnya Prabu Angling Darma menikahi Dewi Ambarawati, namun dia tak mau tetap tinggal di Kerajaan Bojonegoro, karena memiliki kerajaan sendiri yang harus diurus. Angling Darma memboyong Dewi Ambarawati ke Kerajaan Malawapati. Dari perkawinannya dengan Dewi Ambarawati, Angling Darma memiliki putera yang diberi nama Angling Kusuma. Angling Kusuma inilah yang kelak menggantikan kakeknya yakni Raja Darmawangsa menjadi Raja di Kerajaan Bojonegoro. Yang perlu digarisbawahi sekarang, mungkin Kabupaten Bojonegoro meng-klaim sebagai pewaris Prabu Angling Darma karena ada nama Kerajaan Bojonegoro. Meskipun dari kisah di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa Prabu Angling Darma tak pernah menjadi penguasa di Bojonegoro, karena tahta Kerajaan Bojonegoro diteruskan oleh Angling Kusuma, anak dari Prabu Angling Darma. Sedangkan Kabupaten PATI juga meng-klaim Angling Darma sebagai daerah asal kisah tersebut, mungkin karena memiliki desa yang bernama MLAWAT, yang terletak di Kecamatan Sukolilo. Sehingga nama Kerajaan Malawapati identik dengan nama MLAWAT – PATI. Konon, di desa MLAWAT ini terdapat makam Prabu Angling Darma.

Rabu, 20 Maret 2013

Prabu Kiansantan

berjarak 10 km kearah timur dari kota Garut. Berada pada desa Lebakagung, kecamatan Karangpawitan, kabupaten Garut. Disana terdapat makam Prabu Kiansantang atau yang dikenal dengan sebutan Makam Godog Syeh Sunan Rohmat Suci.

Hampir setiap waktu banyak masyarakat yang ziarah, apalagi pada bulan-bulan Maulud. Prabu Kiansantang atau Syeh Sunan Rohmat Suci adalah salah seorang putra keturunan raja Pajajaran yang bernama prabu Siliwangi dari ibunya bernama Dewi Kumala Wangi. Mempunyai dua saudara yang bernama Dewi Rara Santang dan Walang Sungsang.

Prabu Kiansantang lahir tahun 1315 Masehi di Pajajaran yang sekarang Kota Bogor. Pada usia 22 tahun tepatnya tahun 1337 masehi Prabu Kiansantang diangkat menjadi dalem Bogor ke 2 yang saat itu bertepatan dengan upacara penyerahan tongkat pusaka kerajaan dan penobatan Prabu Munding Kawati, putra Sulung Prabu Susuk Tunggal, menjadi panglima besar Pajajaran. Guna mengenang peristiwa sakral penobatan dan penyerahan tongkat pusaka Pajajaran tersebut, maka ditulislah oleh Prabu Susuk Tunggal pada sebuah batu, yang dikenal sampai sekarang dengan nama Batu Tulis Bogor.

Peristiwa itu merupakan kejadian paling istimewa di lingkungan Keraton Pajajaran dan dapat diketahui oleh kita semua sebagai pewaris sejarah bangsa khususnya di Jawa Barat. Prabu Kiansantang merupakan sinatria yang gagah perkasa, tak ada yang bisa mengalahkan kegagahannya. Sejak kecil sampai dewasa yaitu usia 33 tahun, tepatnya tahun 1348 Masehi, Prabu Kiansantang belum tahu darahnya sendiri dalam arti belum ada yang menandingi kegagahannya dan kesaktiannya disejagat pulau Jawa.

Sering dia merenung seorang diri memikirkan, "dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi kesaktian dirinya". Akhirnya Prabu Kiansantang memohon kepada ayahnya yaitu Prabu Siliwangi supaya mencarikan seorang lawan yang dapat menandinginya. Sang ayah memanggil para ahli nujum untuk menunjukkan siapa dan dimana ada orang gagah dan sakti yang dapat menandingi Prabu Kiansantang. Namun tak seorangpun yang mampu menunjukkannya.

Tiba-tiba datang seorang kakek yang memberitahu bahwa orang yang dapat menandingi kegagahan Prabu Kiansantang itu adalah Sayyidina Ali, yang tinggal jauh di Tanah Mekah. Sebetulnya pada waktu itu Sayyidina Ali telah wafat, namun kejadian ini dipertemukan secara goib dengan kekuasaan Alloh Yang Maha Kuasa.

Lalu orang tua itu berkata kepada Prabu Kiansantang: "Kalau memang anda mau bertemu dengan Sayyidina Ali harus melaksanakan dua syarat: Pertama, harus mujasmedi dulu di ujung kulon. Kedua, nama harus diganti menjadi Galantrang Setra (Galantrang - Berani, Setra - Bersih/ Suci). Setelah Prabu Kiansantang melaksanakan dua syarat tersebut, maka berangkatlah dia ke tanah Suci Mekah pada tahun 1348 Masehi.

Setiba di tanah Mekah beliau bertemu dengan seorang lelaki yang disebut Sayyidina Ali, namun Kiansantang tidak mengetahui bahwa laki-laki itu bernama Sayyidina Ali. Prabu Kiansantang yang namanya sudah berganti menjadi Galantrang Setra menanyakan kepada laki-laki itu: "Kenalkah dengan orang yang namanya Sayyidina Ali?" Laki-­laki itu menjawab bahwa ia kenal, malah bisa mengantarkannya ke tempat Sayyidina Ali.

Sebelum berangkat laki-laki itu menancapkan dulu tongkatnya ke tanah, yang tak diketahui oleh Galantrang Setra. Setelah berjalan beberapa puluh meter, Sayyidina Ali berkata, "Wahai Galantrang Setra tongkatku ketinggalan di tempat tadi, coba tolong ambilkan dulu." Semula Galantrang Setra tidak mau, namun Sayyidina Ali mengatakan, "Kalau tidak mau ya tentu tidak akan bertemu dengan Sayyidina Ali."

Terpaksalah Galantrang Setra kembali ketempat bertemu, untuk mengambilkan tongkat. Setibanya di tempat tongkat tertancap, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sebelah tangan, dikira tongkat itu akan mudah lepas. Ternyata tongkat tidak bisa dicabut, malahan tidak sedikitpun berubah. Sekali lagi dia berusaha mencabutnya, tetapi tongkat itu tetap tidak berubah. Ketiga kalinya, Galantrang Setra mencabut tongkat dengan sekuat tenaga dengan disertai tenaga bathin. Tetapi dari pada kecabut, malahan kedua kaki Galantrang Setra amblas masuk ke dalam tanah, dan keluar pulalah darah dari seluruh tubuh Galantrang Setra.

Sayyidina Ali mengetahui kejadian itu, maka beliaupun datang. Setelah Sayyidina Ali tiba, tongkat itu langsung dicabut sambil mengucapkan Bismillah dan dua kalimat syahadat. Tongkatpun terangkat dan bersamaan dengan itu hilang pulalah darah dari tubuh Galantrang Setra. Galantrang Setra merasa heran kenapa darah yang keluar dari tubuh itu tiba-tiba menghilang dan kembali tubuhnya sehat.

Dalam hatinya ia bertanya. "Apakah kejadian itu karena kalimah yang diucapkan oleh orang tua itu tadi?”. Kalaulah benar, kebetulan sekali, akan kuminta ilmu kalimah itu. Tetapi laki-laki itu tidak menjawab. Alasannya, karena Galantrang Setra belum masuk Islam. Kemudian mereka berdua berangkat menuju kota Mekah. Setelah tiba di kota Mekah, dijalan ada yang bertanya kepada laki-laki itu dengan sebutan Sayyidina Ali. "Kenapa anda Ali pulang terlambat?”. Galantrang Setra kaget mendengar sebutan Ali tersebut.

Ternyata laki-laki yang baru dikenalnya tadi namanya Sayyidina Ali. Setelah Prabu Kiansantang meninggalkan kota Mekah untuk pulang ke Tanah Jawa (Pajajaran) dia terlunta-lunta tidak tahu arah tujuan, maka dia berpikir untuk kembali ke tanah Mekah lagi. Maka kembalilah Prabu Kiansantang dengan niatan akan menemui Sayyidina Ali dan bermaksud masuk agama Islam. Pada tahun 1348 Masehi Prabu Kiansantang masuk agama Islam, dia bermukim selama dua puluh hari sambil mempelajari ajaran agama Islam. Kemudian dia pulang ke tanah Jawa (Pajajaran) untuk menengok ayahnya Prabu Siliwangi dan saudara-saudaranya. Setibanya di Pajajaran dan bertemu dengan ayahnya, dia menceritakan pengalamannya selama bermukim di tanah Mekah serta pertemuannya dengan Sayyidina Ali. Pada akhir ceritanya dia memberitahukan dia telah masuk Islam dan berniat mengajak ayahnya untuk masuk agama Islam. Prabu Siliwangi kaget sewaktu mendengar cerita anaknya yang mengajak masuk agama Islam. Sang ayah tidak percaya, malahan ajakannya ditolak. Tahun 1355 Masehi Prabu Kiansantang berangkat kembali ke tanah Mekah, jabatan kedaleman untuk sementara diserahkan ke Galuh Pakuan yang pada waktu itu dalemnya dipegang oleh Prabu Anggalang. Prabu Kiansantang bermukim di tanah Mekah selama tujuh tahun dan mempelajari ajaran agama Islam secara khusu. Merasa sudah cukup menekuni ajaran agama Islam, kemudian beliau kembali ke Pajajaran tahun 1362 M. Beliau berniat menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa. Kembali ke Pajajaran, disertai oleh Saudagar Arab yang punya niat berniaga di Pajajaran sambil membantu Prabu Kiansantang menyebarkan agama Islam. Setibanya di Pajajaran, Prabu Kiansantang langsung menyebarkan agama Islam di kalangan masyarakat, karena ajaran Islam dalam fitrohnya membawa keselamatan dunia dan akhirat. Masyarakat menerimanya dengan tangan terbuka. Kemudian Prabu Kiansantang bermaksud menyebarkan ajaran agama Islam di lingkungan Keraton Pajajaran.

Setelah Prabu Siliwangi mendapat berita bahwa anaknya Prabu Kiansantang sudah kembali ke Pajajaran dan akan menghadap kepadanya. Prabu Siliwangi yang mempunyai martabat raja mempunyai pikiran. "Dari pada masuk agama Islam lebih baik aku muninggalkan istana keraton Pajajaran". Sebelum berangkat meninggalkan keraton, Prabu Siliwangi merubah Keraton Pajajaran yang indah menjadi hutan belantara. Melihat gelagat demikian, Prabu Kiansantang mengejar ayahnya. Beberapa kali Prabu Siliwangi terkejar dan berhadapan dengan Prabu Kiansantang yang langsung mendesak sang ayah dan para pengikutnya agar masuk Islam. Namun Prabu Siliwangi tetap menolak, malahan beliau lari ke daerah Garut Selatan ke salah satu pantai. Prabu Kiansantang menghadangnya di laut Kidul Garut, tetapi Prabu Siliwangi tetap tidak mau masuk agama Islam.

Dengan rasa menyesal Prabu Kiansantang terpaksa membendung jalan larinya sang ayah. Prabu Siliwangi masuk kedalam gua, yang sekarang disebut gua sancang Pameungpeuk. Prabu Kiansantang sudah berusaha ingin meng Islamkan ayahnya, tetapi Alloh tidak memberi taufiq dan hidayah kepada Prabu Siliwangi.

Prabu Kiansantang kembali ke Pajajaran, kemudian dia membangun kembali kerajaan sambil menyebarkan agama Islam ke pelosok-pelosok daerah, dibantu oleh saudagar arab sambil berdagang. Namun istana kerajaan yang diciptakan oleh Prabu Siliwangi tidak dirubah, dengan maksud pada akhir nanti anak cucu atau generasi muda akan tahu bahwa itu adalah peninggalan sejarah nenek moyangnya.

Sekarang lokasi istana itu disebut Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1372 Masehi Prabu Kiansantang menyebarkan agama Islam di Galuh Pakuwan dan dia sendiri yang mengkhitanan orang yang masuk agama Islam. Tahun 1400 Masehi, Prabu Kiansantang diangkat menjadi Raja Pajajaran menggantikan Prabu Munding Kawati atau Prabu Anapakem I. Namun Prabu Kiansantang tidak lama menjadi raja karena mendapat ilham harus uzlah, pindah dari tempat yang ramai ketempat yang sepi.

Dalam uzlah itu beliau diminta agar bertafakur untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, dalam rangka mahabah dan mencapai kema'ripatan. Kepada beliau dimintakan untuk memilih tempat tafakur dari ke 3 tempat yaitu Gunung Ceremai, Gunung Tasikmalaya, atau Gunung Suci Garut. Waktu uzlah harus dibawa peti yang berisikan tanah pusaka. Peti itu untuk dijadikan tanda atau petunjuk tempat bertafakur nanti, apabila tiba disatu tempat peti itu godeg/ berubah, maka disanalah tempat dia tafakur, dan kemudian nama Kiansantang harus diganti dengan Sunan Rohmat. Sebelum uzlah Prabu Kiansantang menyerahkan tahta kerajaan kepada Prabu Panatayuda putra tunggal Prabu Munding Kawati. Setelah selesai serah terima tahta kerajaan dengan Prabu Panatayuda, maka berangkatlah Prabu Kiansantang meninggalkan Pajajaran.

Yang dituju pertama kali adalah gunung Ceremai. Tiba disana lalu peti disimpan diatas tanah, namun peti itu tidak godeg alias berubah. Prabu Kiansantang kemudian berangkat lagi ke gunung Tasikmalaya, disana juga peti tidak berubah. Akhirnya Prabu Kiansantang memutuskan untuk berangkat ke gunung Suci Garut. Setibanya di gunung Suci Garut peti itu disimpan diatas tanah secara tiba-tiba berubah/ godeg.

Dengan godegnya peti tersebut, itu berarti petunjuk kepada Prabu Kiansantang bahwa ditempat itulah, beliau harus tafakur untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tempat itu kini diberi nama Makam Godog. Prabu Kiansantang bertafakur selama 19 tahun. Sempat mendirikan Mesjid yang disebut Masjid Pusaka Karamat Godog yang berjarak dari makam godog sekitar kurang lebih 1 Km. Prabu Kiansantang namanya diganti menjadi Syeh Sunan Rohmat Suci dan tempatnya menjadi Godog Karamat. Beliau wafat pada tahun 1419 M atau tahun 849 Hijriah. Syeh Sunan Rohmat Suci wafat ditempat itu yang sampai sekarang dinamakan Makam Sunan Rohmat Suci atau Makam Karamat Godog.